Materi Ekonomi SMA/MA Kelas X Semester 1
BAB 1
MASALAH MANUSIA DI
BIDANG EKONOMI
A. Kebutuhan Manusia
1. Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang muncul secara naluriah dan sangat
diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan manusia ini dapat
berupa barang dan jasa. Barang adalah sesuatu yang berwujud (tangible), seperti makanan,
minuman, pakaian, dan perumahan. Adapun jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud
(intangible), seperti pendidikan, kesehatan, hiburan, dan rekreasi.
Kebutuhan manusia akan barang dan jasa, dari waktu ke waktu selalu
mengalami perubahan. Faktor-faktor yang memengaruhi berkembangnya kebutuhan
manusia di antaranya :
a.
Sifat manusia tidak
pernah merasa puas dengan apa yang telah mereka peroleh dan mereka miliki.
b. Pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, yaitu rata-rata 2,1 juta
jiwa per detik atau sekitar 65 juta orang per tahun.
c.
Kebutuhan manusia
sifatnya tidak terbatas, sedangkan sumber daya untuk menghasilkan semua barang
dan jasa yang dibutuhkan manusia sifatnya terbatas. Keadaan seperti inilah yang
disebut kelangkaan (scarcity).
Adanya keterbatasan
sumber daya yang tersedia menyebabkan manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan
yang bersifat individu maupun kolektif. Pilihan yang bersifat individu,
misalnya Anda sebagai pelajar dihadapkan pada pilihan untuk membeli buku
pelajaran atau pakaian. Adapun pilihan kolektif, misalnya membangun jembatan
atau memperbaiki selokan.
2. Macam-Macam Kebutuhan
a. Kebutuhan Berdasarkan Intensitas KegunaanyaKebutuhan Primer atau Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Berdasarkan Intensitas KegunaanyaKebutuhan Primer atau Kebutuhan Dasar
Kebutuhan primer merupakan tuntutan secara
alamiah yang harus dipenuhi. seperti makanan, pakaian, dan perumahan (sandang,
pangan, dan papan) untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2) Kebutuhan Sekunder atau Kebutuhan Pelengkap (Kebutuhan Kultural)
Setelah kebutuhan primer sudah terpenuhi,
manusia masih memerlukan kebutuhan yang lain, yaitu kebutuhan sekunder.
Pemenuhan kebutuhan ini sejalan dengan tingkat kebudayaan (culture) masyarakat tempat seseorang
hidup atau bertempat tinggal. Misalnya, kebutuhan masyarakat di daerah Lembah Baliem
Papua akan berbeda dengan masyarakat di Kota Surabaya. Contoh kebutuhan
sekunder adalah radio, televisi, buku, dan alat tulis.
3) Kebutuhan Tersier atau Kebutuhan Luks (Kebutuhan Mewah)
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang hanya
dapat dipenuhi oleh sebagian kecil masyarakat yang memiliki ekonomi biaya
tinggi atau orangorang kaya. Ukuran mewah ini sifatnya relatif, artinya satu
barang pada satu waktu atau tempat mungkin termasuk kategori mewah (luks),
sedangkan pada tempat atau waktu lain mungkin tidak termasuk barang mewah.
Contohnya, rumah mewah, mobil mewah, dan berlibur ke luar negeri.
b.
Kebutuhan Berdasarkan Sifatnya :
1)
Kebutuhan Jasmani atau Kebutuhan Badaniah
2)
Kebutuhan Rohani
c.
Kebutuhan Berdasarkan Waktu Pemenuhan
1)
Kebutuhan Sekarang
2)
Kebutuhan Waktu yang Akan Datang
d.
Kebutuhan Berdasarkan Subjek
1)
Kebutuhan Perorangan/Individu
Kebutuhan perorangan adalah kebutuhan yang pemuasannya ditujukan
bagi kepentingan individu yang bersangkutan. Contohnya, kebutuhan akan obat
jantung bagi penderita penyakit jantung dan kebutuhan buku-buku pelajaran bagi
pelajar.
2)
Kebutuhan Kelompok/Masyarakat
Kebutuhan kelompok adalah kebutuhan yang pemuasannya ditujukan
bagi kepentingan bersama (kelompok). Misalnya, pasar digunakan untuk berjualan
maupun berbelanja dan rumah sakit digunakan sebagai tempat berobat oleh
masyarakat.
3.
Barang dan Jasa Pemuas Kebutuhan
a.
Berdasarkan cara
memperolehnya, barang dibedakan : kegunaannya dengan barang lain, dan proses produksinya.
1)
Barang Ekonomi (Economic Goods)
Barang ekonomi adalah barang pemuas kebutuhan yang untuk memperoleh
nya diperlukan pengorbanan sumber daya ekonomi, contohnya, baju, minuman, dan
pakaian.
2)
Barang Bebas (Free Goods)
Barang bebas adalah barang pemuas kebutuhan yang untuk memperolehnya
tidak diperlukan pengorbanan sumber daya ekonomi. Oleh karena itu barang bebas
tidak memiliki “harga”. Contohnya, udara, sinar matahari, air di daerah
pedesaan, dan air laut di daerah pantai.
b.
Berdasarkan
Kegunaan dalam Hubungannya dengan Barang Lain
1)
Barang
Substitusi
Barang
substitusi adalah barang yang memiliki kegunaan untuk menggantikan barang lain.
Misalnya, kopi dapat digantikan teh untuk minum dan pena dapat digantikan
pensil untuk menulis.
2)
Barang
Komplementer
Barang komplementer adalah barang yang memiliki kegunaan
untuk melengkapi barang lain. Barang tersebut akan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan
manusia, jika digunakan secara bersama-sama. Contohnya the dengan gula, CPU
komputer dengan monitor, dan sepatu dengan kaos kaki.
c.
Berdasarkan Proses Produksinya
Berdasarkan proses
produksinya, barang dan jasa pemuas kebutuhan dibedakan sebagai berikut.
1)
Barang
Mentah
Barang mentah adalah barang yang belum mengalami proses produksi (pengolahan).
Contohnya rotan, kayu, padi, dan tembakau.
2)
Barang
Setengah Jadi
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah mengalami proses produksi,
tetapi belum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara sempurna.
Contohnya, benang, semen, dan kulit.
3)
Barang
Jadi
Barang jadi adalah barang dan jasa pemuas kebutuhan manusia yang sudah
mengalami proses produksi secara tuntas atau sempurna dan dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Contohnya, pakaian, sepatu, kursi, dan lemari.
B.
Kelangkaan
Sumber Daya Ekonomi
Lipsey menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan
sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat atau inti permasalahan ekonomi adalah adanya kelangkaan
(scarcity).
Kelangkaan dapat
diartikan sebagai suatu kondisi ketika kebutuhan manusia sangat tidak terbatas
sementara sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat terbatas
jumlahnya. Untuk mengatasi kelangkaan tersebut, manusia melakukan berbagai
upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Upaya-upaya tersebut antara lain memproduksi
barang dan jasa guna menambah kuantitas dan kualitas sumber daya yang tersedia.
Sumber daya diperlukan untuk dapat memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan
manusia. Namun, sumber daya yang
tersedia tidak cukup untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan. Jadi, langka
bukan berarti sedikit, tetapi adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
dan sumber daya yang tersedia.
Kelangkaan sumber daya
ekonomi merupakan salah satu permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh manusia,
selain masalah kebutuhan manusia terhadap sumber daya ekonomi. Oleh karena itu,
masalah kelangkaan berhubungan erat dengan kebutuhan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Sumber daya ekonomi
dapat dikelompokkan menjadi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya
modal, dan sumber daya kewirausahaan (entrepreneurship).
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam
dibedakan menjadi
a.
sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) Contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sebagian
besar tanaman dan hewan-hewan, air, dan udara.
b. Sumber daya alam tidak dapat diperbarui (non renewable resources). Contoh minyak bumi, misalnya, berupa bensin dan minyak tanah
2. Sumber Daya Manusia
Dalam kegiatan ekonomi, sumber daya manusia merupakan factor produksi
paling penting karena berbagai macam pekerjaan dalam berbagai tingkat keahlian,
keterampilan, dan pengetahuan dilakukan oleh tenaga kerja. Adapun yang dimaksud
dengan tenaga kerja adalah semua
orang yang bersedia dan sanggup untuk bekerja. Tenaga kerja meliputi mereka yang
bekerja untuk upah atau gaji maupun mereka yang bekerja untuk kepentingan diri
sendiri.
Menurut Sadono Sukirno, jika dilihat dari tingkat keahlian dan pendidikannya tenaga
kerja dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :
a.
Tenaga kerja kasar, yaitu tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau berpendidikan
rendah dan tidak memiliki keahlian dalam sesuatu bidang pekerjaan, seperti
pembantu, kuli angkut, dan pesuruh.
b.
Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pendidikan atau
pengalaman kerja, seperti montir mobil, tukang kayu, tukang memperbaiki TV dan
radio.
c.
Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang tinggi dan ahli
dalam bidang-bidang tertentu, seperti, dokter, akuntan, ahli ekonomi dan
insinyur.
Dalam era globalisasi, suatu perusahaan akan sukses di pasar
bebas, jika perusahaan memiliki daya saing yang tinggi. Daya saing yang tinggi
akan ditentukan oleh efisiensi yang tinggi. Selanjutnya, efisiensi yang tinggi ditentukan
oleh kualitas sumber daya manusia (tenaga kerja) yang profesional dan terampil.
3. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal tidak terbatas berupa uang, tetapi dapat pula
berupa barang modal, seperti peralatan, mesin-mesin, dan bangunan. Modal dalam definisinya yang paling luas
adalah segala sesuatu yang sudah diproduksi yang akan digunakan untuk
memproduksi barang atau jasa lainnya. Barang-barang
modal terdiri atas barang yang sangat berguna dalam proses produksi.
Seperti telah dikemukakan, barang modal terdiri atas mesin-mesin, alat-alat
besar, instalasi-instalasi pabrik, gedung-gedung, meja, jalan, jembatan,
bangku, dan alat-alat pengangkutan. Semuanya telah dibuat oleh manusia dan
digunakan dalam proses produksi sepanjang waktu.
4. Sumber Daya Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Menurut Soeparman
Soemahamidjaja, orang kali pertama
yang menggunakan kata “entrepreneurship” adalah Richard Cantillon dalam ‘Essai sur la nature du
commerce’ (1755), sebutan bagi
para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah dengan menetapkan harga pembelian
untuk dijual secara partai besar maupun secara eceran, namun dengan harga yang
tidak pasti. Karakteristik dari seorang entrepreneurship adalah “memikul beban ketidakpastian”. Dalam hubungannya dengan
manajemen, entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang memiliki dan menggunakan sumber
daya financial (uang), bahan mentah (materials), dan tenaga kerja
untuk menghasilkan produk baru, bisnis proses produksi, atau pengembangan
organisasi usaha. Dengan demikian, seorang entrepreneur memiliki
kemampuan untuk menciptakan produk baru dan berbeda dengan menggunakan sumber daya
yang ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa. Orang-orang
yang memiliki kualitas sebagai entrepreneurship ini jumlahnya terbatas atau langka.
C. Masalah Pokok Ekonomi
Berbagai persoalan
ekonomi yang mendasar akan dihadapi oleh setiap masyarakat di manapun mereka
berada dan dengan sistem perekonomian apapun yang mereka jalankan. Mereka harus
menghadapi dan memecahkan tiga masalah ekonomi yang mendasar. Ketiga masalah ekonomi
antara satu dan yang lainnya memiliki hubungan yang sangat erat. Ketiga masalah
pokok ekonomi yang dimaksud, yaitu sebagai berikut.
1. Barang Apa (What)
yang Harus Diproduksi?
Bagi pemerintah atau
produsen, masalah ekonomi pertama yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah
barang apa yang harus diproduksi dan berapa banyak? Dalam hubungannya dengan
masalah tersebut, pemerintah atau produsen harus memerhatikan barang apa dan
berapa banyak yang dibutuhkan oleh masyarakat dan apakah telah tersedia sumber
daya untuk menghasilkan barang tersebut. Apakah akan memproduksi lebih banyak
rumah sangat sederhana atau rumah real estate dalam
jumlah sedikit? Apakah lebih baik memproduksi lebih banyak pusat pertokoan,
seperti Supermarket, Supermall, dan Hypermarket atau lebih sedikit pasar-pasar
tradisional? Atau apakah akan memproduksi lebih sedikit barang-barang konsumsi
seperti roti dan lebih banyak memproduksi barang-barang produksi seperti pabrik
roti yang dapat menyediakan roti yang lebih banyak untuk masa yang akan datang?
2. Bagaimana (How)
Barang Harus Diproduksi?
Masalah ekonomi
berikutnya yang harus dihadapi dan dipecahkan adalah bagaimana (how) barang tersebut harus
diproduksi. Masalah ini berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi barang
tersebut, dengan menggunakan komposisi sumber daya (faktor-faktor) produksi apa
saja dan dengan menggunakan teknik produksi yang bagaimana.
Sebagai contoh,
pemerintah memutuskan untuk memproduksi padi lebih banyak agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat akan beras secara swadaya pangan. Berkaitan dengan hal tersebut,
siapa yang akan memproduksi? Apakah pemerintah, swasta, atau perseorangan?
Faktor faktor produksi apa saja yang akan digunakan? Apakah teknik produksi
yang digunakan melibatkan pemakaian alat-alat pertanian modern (traktor dan
mesin pembasmi hama) ataukah dilakukan secara tradisional (bajak, cangkul, dan
semprotan hama)? Selanjutnya, apakah produksi akan dilakukan secara massal yang
padat modal atau padat karya?
3. Untuk Siapa (for Whom) Barang Harus Diproduksi?
Masalah ini berkaitan
dengan siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat dari barang tersebut.
Sebab apa gunanya produksi melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala
besar dan efisien, jika hanya dinikmati sebagian anggota masyarakat saja? Keputusan
untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan
masyarakat. Dengan adanya ketiga masalah pokok ekonomi tersebut, setiap manusia
dituntut untuk menentukan pilihan atau keputusan dalam mempergunakan sumber
daya atau faktor produksi sehingga dapat mencari alternatif dalam menghadapi
sumber daya yang langka.
D. Biaya Oportunitas
Jika kelangkaan
mengharuskan adanya kebutuhan memilih, pilihan secara tidak langsung menandakan
adanya biaya. Artinya, keputusan untuk memproduksi sesuatu lebih banyak memerlukan
keputusan untuk memproduksi sesuatu yang lain lebih sedikit. Lebih sedikitnya
memproduksi sesuatu yang lain dianggap sebagai biaya memproduksi sesuatu lebih
banyak. Dengan demikian, muncullah apa yang dinamakan biaya oportunitas.
Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus mengatakan bahwa biaya
oportunitas dari suatu keputusan terjadi karena melakukan pilihan terhadap
barang langka dengan mengorbankan barang lain. Biaya oportunitasnya adalah nilai dari barang atau jasa yang dilepaskan.
Sejalan dengan
pengertian tersebut, Lipsey mengartikan biaya
oportunitas adalah biaya yang dikorbankan untuk menggunakan sumber daya
bagi tujuan tertentu, yang diukur dengan manfaat yang dilepasnya karena tidak digunakan
untuk tujuan lain. Dengan kata lain, diukur dengan satuan barang lain yang
seharusnya bisa diperoleh.
Berdasarkan konsep biaya oportunitas tersebut, bahwa dalam menentukan
pilihan banyak sekali kelangkaan memaksa
seseorang untuk mengorbankan aktivitas alternatifnya. Hal tersebut menyebabkan
seseorang kehilangan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang lain.
Misalnya, Paula adalah
lulusan sarjana ekonomi. Di samping sarjana ekonomi, Paula juga ahli
pemrograman komputer. Sebagai ahli pemrograman komputer, Paula telah digaji
sebesar Rp2.000.000,00 per bulannya. Namun, naluri kewanitaan Paula memutuskan
untuk menjadi dosen di suatu perguruan tinggi negeri. Dengan keputusannya
tersebut, Paula telah kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan sebagai
seorang ahli pemrograman komputer. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan
dari bekerja sebagai ahli pemrograman komputer merupakan biaya oportunitas.
Contoh lain, setelah
lulus SMA Beti memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi negeri,
tetapi Beti memutuskan untuk bekerja sehingga ia akan mendapat gaji per bulan
sebesar Rp1.000.000,00. Jika ia kuliah, diperlukan biaya untuk SPP, buku-buku, tugas,
uang kos, pakaian, dan biaya lainnya yang semuanya berjumlah Rp1.500.000,00 per
bulan. Jadi, opportunity cost Beti untuk melanjutkan kuliah adalah sebesar Rp12.000.000,00 (gaji
bekerja) selama satu tahun. Jika tidak bekerja dan melanjutkan kuliah, biaya
yang dikeluarkan selama satu tahun sebesar Rp18.000.000,00 (biaya kuliah). Keputusan seorang individu untuk bekerja juga
berhubungan dengan sejauhmana ia bersedia mengalokasikan waktu untuk bekerja dan
tidak bekerja.Opportunity cost (biaya kesempatan) dari bekerja adalah hilangnya waktu untuk tidak
bekerja (leisure time) yang dapat digunakan untuk kegiatan lainnya. Misalnya, berkumpul
dengan keluarga, belanja, bersenang-senang, sebaliknya biaya oportunitas dari
tidak bekerja adalah hilangnya pendapatan.
E. Sistem Ekonomi untuk Memecahkan Masalah Ekonomi
Sistem perekonomian
melahirkan tindakan untuk memecahkan masalah-masalah dasar ekonomi dengan cara
yang berbeda. Perbedaan dari setiap sistem ekonomi suatu negara memiliki cara
tersendiri dalam mengambil keputusan berdasarkan permasalahan ekonomi
negaranya.
Di dunia ini terdapat berbagai
macam sistem ekonomi yang menjadikan sistem ekonomi suatu negara berbeda-beda
adalah sebagai berikut.
1. Ada tidaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
2. Sistem pemerintahan yang dianut suatu negara.
3. Kepemilikan negara terhadap faktor-faktor produksi.
4. Sumber daya yang ada dalam suatu negara, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki.
Berbagai macam sistem ekonomi yang
ada di dunia, yaitu sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi
terpusat/komando, sistem ekonomi liberal, dan sistem ekonomi campuran, system
ekonomi syariah dan system ekonomi pancasila. . Berikut adalah penjelasannya.
1.
Sistem ekonomi tradisional
Sistem
ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi di mana organisasi kehidupan
ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun
dengan mengandalkan faktor produksi apa adanya.
Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional
·
Belum adanya pembagian kerja yang
jelas.
·
Ketergantungan pada sektor
pertanian/agraris.
·
Ikatan tradisi bersifat
kekeluargaan sehingga kurang dinamis.
·
Teknologi produksi sederhana.
Kebaikan sistem ekonomi tradisional
·
Menimbulkan rasa kekeluargaan dan
kegotongroyongan masing-masing individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
·
Pertukaran secara barter dilandasi
rasa kejujuran daripada mencari keuntungan.
Keburukan sistem ekonomi tradisional
·
Pola pikir masyarakat secara umum
yang masih statis.
·
Hasil produksi terbatas sebab
hanya menggantungkan faktor produksi alam dan tenaga kerja secara apa adanya.
2.
Figur Ekonomi
Karl Marx
Marx sang filsuf
Jerman menciptakan alirannya sendiri dalam karya klasiknya, Capital (1867),
dia mengontraskan sistemnya dengan sistem pendukung laissez faire sebagai
“aliran klasik”. Dalam mengembangkan pendekatan Marxis untuk ekonomi, dia
menciptakan kosakatanya sendiri, yaitu nilai surplus, reproduksi, borjuis
dan proletarian, materialisme
historis, serta kapitalisme monopoli. Sistem ekonomi terpusat merupakan salah
satu gagasan Marx yang sangat terkenal.
|
Sistem
ekonomi terpusat adalah sistem ekonomi di mana pemerintah memegang peranan
paling penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan
melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
anggota masyarakat. Negara yang menganut sistem ini antara lain : Rusia, RRC, dan
negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni Soviet).
Ciri-ciri sistem ekonomi terpusat
·
Kegiatan perekonomian dari
produksi, distribusi, dan konsumsi serta harga ditetapkan pemerintah dengan
peraturan negara.
·
Hak milik perorangan atau swasta
tidak diakui, sehingga kebebasan individu dalam berusaha tidak ada.
·
Alat-alat produksi dikuasai oleh
negara.
Kebaikan sistem ekonomi terpusat
·
Pemerintah lebih mudah dalam
mengadakan pengawasan dan pengendalian.
·
Pemerintah bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan ekonomi.
·
Kemakmuran masyarakat merata.
·
Perencanaan pembangunan lebih
cepat direalisasikan.
Keburukan sistem ekonomi terpusat
·
Adanya pemasungan daya kreasi
masyarakat sehingga hampir semua inisiatif, inovasi diprakarsai oleh pemerintah.
·
Adanya pasar gelap yang
diakibatkan adanya pembatasan yang terlalu ketat oleh pemerintah.
·
Anggota masyarakat tidak dijamin
untuk memilih dan menentukan jenis pekerjaan serta memilih barang konsumsi yang
dikehendaki.
·
Pemerintah bersifat paternalistis,
artinya apa yang telah diatur/ditetapkan oleh pemerintah adalah benar dan harus
dipatuhi.
3.
Sistem ekonomi liberal
Sistem
ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang
seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa
campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah benar-benar
lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut laissez-faire.
Negara-negara
yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis,
Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah menganut sistem
ekonomi liberal pada tahun 1950-an.
Ciri-ciri sistem ekonomi
liberal
·
Diakuinya kebebasan pihak
swasta/masyarakat untuk melakukan tindakantindakan ekonomi.
·
Diakuinya kebebasan memiliki
barang modal (barang kapital).
·
Dalam melakukan tindakan ekonomi
dilandasi semangat untuk mencari keuntungan sendiri.
Kebaikan sistem ekonomi
liberal
·
Adanya persaingan sehingga
mendorong kemajuan usaha.
·
Campur tangan pemerintah dalam
bidang ekonomi kecil sehingga mendorong kesempatan lebih luas bagi pihak
swasta.
·
Produksi didasarkan pada
permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat.
·
Pengakuan hak milik oleh negara
mendorong semangat usaha masyarakat.
Keburukan sistem ekonomi
liberal
·
Adanya praktik persaingan tidak
sehat, yaitu penindasan pihak yang lemah.
·
Persaingan tidak sehat dapat
menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat.
·
Timbulnya praktik yang tidak jujur
yang didasari mengejar keuntungan yang
·
sebesar-besarnya, sehingga kepentingan
umum dikesampingkan.
4.
Sistem Ekonomi Campuran
Yaitu
suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan ekonomi, tetapi
disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian yang bertujuan menghindari
penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya
ekonomi. Campur tangan pemerintah tersebut dalam bentuk:
·
Membuat peraturan atau
undang-undang yang mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi masyarakat.
·
Mendirikan perusahaan-perusahaan
negara yang kegiatannya hampir sama dengan kegiatan usaha swasta, yang
ditujukan untuk kepentingan masyarakat banyak.
·
Pemerintah menetapkan berbagai
kebijakan-kebijakan dalam bidang perekonomian.
Ciri-ciri sistem ekonomi
campuran
·
Adanya pembatasan pihak swasta
oleh negara pada bidang-bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara.
·
Mekanisme kegiatan ekonomi yang
terjadi di pasar adalah campur tangan pemerintah dengan berbagai kebijakan
ekonomi.
·
Hak milik perorangan diakui tetapi
penggunaannya tidak boleh merugikan kepentingan umum.
Kebaikan sistem ekonomi
campuran
·
Sektor ekonomi yang dikuasai oleh
pemerintah lebih bertujuan untuk kepentingan masayarakat.
·
Hak individu/swasta diakui dengan
jelas.
·
Harga lebih mudah untuk
dikendalikan.
Keburukan sistem ekonomi
campuran
·
Peranan pemerintah lebih berat
dibandingkan dengan swasta.
·
Timbulnya KKN (korupsi, kolusi,
dan nepotisme) dalam pemerintah karena banyak sektor-sektor produksi yang lebih
menguntungkan pihak pemerintah sedangkan sedikit sekali pengawasannya.
5. Sistem Ekonomi Pancasila
Dua jenis perekonomian yang pernah dilaksanakan di Negara Indonesia
adalah ekonomi liberal dan ekonomi komando. Setiap jenis perekonomian tersebut
memiliki kekuatan dan kelemahan. Kelemahannya yaitu jenis perekonomian ini
terlalu merugikan dan liberal di satu pihak, kemudian terlalu bersifat komando
di pihak lain. Hal ini telah menyadarkan bangsa Indonesia bahwa sistem ekonomi
Pancasila merupakan sistem ekonomi yang sesuai dengan kehidupan berbangsa Indonesia
pada saat menyatakan kemerdekaan, benar-benar perlu dilaksanakan secara
konsekuen.
Figur Ekonomi
Prof. Dr. Mubyarto
Beliau merupakan salah satu
pencetus ekonomi Pancasila dalam suatu
ceramah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia di
Jakarta, bulan November 1980. Ekonomi Pancasila, menurut definisi Mubyarto adalah
sistem ekonomi atau system perekonomian yang berbeda dengan sistem ekonomi
kapitalis atau system ekonomi komunis (Marxis).
Sumber: 50 Tahun ABRI, 1995
|
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa sistem ekonomi
Pancasila adalah sistem ekonomi yang mengacu pada sila-sila dalam Pancasila yang terwujud dalam
lima landasan ekonomi, yaitu ekonomi moralistik (ber-Ketuhanan), ekonomi
kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi (ekonomi kerakyatan), dan
diarahkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya, Boediono
dalam bukunya Ekonomi Pancasila yang mengkaji masalah pengendalian makro dalam ekonomi Pancasila.
Pokok permasalahan yang dibahas adalah bagaimana corak dari cara-cara pengendaliannya.
Permasalahan makro di sini dibatasi permasalahan makro jangka pendek, yaitu
inflasi, pengangguran, dan ketimpangan neraca pembayaran
Boediono memulai dengan
menonjolkan lima ciri dari perekonomian Pancasila yang memiliki kaitan langsung
dengan masalah ekonomi makro beserta cara pengendaliannya, kelima ciri khas
tersebut, yaitu sebagai berikut.
a.
Peranan dominan dari
koperasi, bersama dengan perusahaanperusahaan negara dan perusahaan swasta.
b.
Memandang
manusia secara utuh. “... manusia bukan ‘economic man’
tetapi juga ‘social and religious man’
dan sifat manusia yang terakhir
ini bisa dilambangkan setaraf dengan sifat yang pertama sebagai motor penggerak
kegiatan duniawi (ekonomi).
c.
Adanya “kehendak sosial
yang kuat ke arah egalitarianisme atau kemerataan sosial”.
d. Diberikannya prioritas utama pada terciptanya suatu “perekonomian nasional”
yang tangguh. Konsep “perekonomian nasional” ditafsirkan sebagai pemupukkan
ketahanan nasional dan pemberian prioritas utama pada kepentingan nasional
untuk mencapai suatu perekonomian yang mandiri, tangguh dan terhormat di arena
internasional dan yang didasarkan atas solidaritas dan harmoni dalam negeri.
e.
“Pengendalian pada
sistem desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan ekonomi, diimbangi
dengan perencanaan yang kuat sebagai pemberi arah bagi perkembangan ekonomi
dicerminkan dalam cita-cita koperasi”.
Figur Ekonomi
Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun (1332–1406) adalah seorang
sejarawan dan sosiolog Islam abad pertengahan. Khaldun adalah satu-satunya
sarjana muslim yang dipandang sebagai pelopor penelitian terhadap gejala
kemasyarakatan sesuai tuntutan Quran. Dalam karyanya yang sangat termashur
“Muqaddimah” Ia membahas secara khusus aspek perekonomian masyarakat. Teori
ekonomi Khaldun mengingatkan pada teori ekonomi modern, misalnya, teori
nilai tenaga kerja yang dikembangkan oleh David Ricardo dan Karl Marx.
|
6. Sistem Ekonomi Syariah
Sistem ekonomi syariah menarik untuk dikaji karena diharapkan dapat
memecahkan masalah-masalah yang melanda ekonomi dunia. Kemampuan ekonomi
syariah di Indonesia dibuktikan dengan tidak goyahnya Bank Muamalat Indonesia
dan lembaga-lembaga keuangan yang berdasarkan pada syariat Islam dalam
menghadapi krisis ekonomi pada 1997 sampai sekarang. Dewasa ini telah banyak
bank umum yang mendirikan bank syariah. Di samping itu, ekonomi syariah sebagai
suatu sistem merupakan cabang ilmu pengetahuan yang dijiwai oleh ajaran Islam.
Dalam kehidupan ekonomi, sistem ekonomi syariah dapat dilihat penerapannya,
yaitu sebagai berikut.
a.
Islamic
Development Bank (IDB) atau Bank
Pembangunan Islam yang tidak menerapkan sistem bunga (interest) dan ternyata mampu bersaing
dengan bank-bank kapitalis (barat).
b. Bank-bank Islam (Bank Muamalat Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat
Syariah, dan lembaga keuangan lain non-bank (pegadaian syariah, dan leasing syariah).
c.
Pusat-pusat perdagangan
berdasarkan syariah.
Adapun nilai-nilai dasar ekonomi syariah menurut A. M. Saefudin sebagaimana
dikutip oleh Muhammad Daud Ali, yaitu sebagai berikut.
a.
Nilai
Dasar Pemilikan
Berdasarkan nilai dasar pemilikan nilai-nilai dasar ekonomi
syariah meliputi.
1) Pemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas sumber-sumber ekonomi, tetapi
kemampuan untuk memanfaatkannya. Seorang muslim yang tidak memanfaatkan
sumber-sumber ekonomi yang diamanatkan Tuhan kepadanya. Misalnya, dengan
membiarkan lahan atau sebidang tanah tidak diolah sebagaimana mestinya akan
kehilangan hak atas sumbersumber ekonomi.
2)
Lama kepemilikan manusia
atas sesuatu benda terbatas pada lamanya manusia itu hidup di dunia ini. Jika
seorang manusia meninggal dunia, harta kekayaannya dibagikan kepada ahli warisnya
menurut ketentuan yang telah ditentukan Tuhan.
3)
Sumber daya ekonomi yang
menyangkut kepentingan umum atau yang menjadi hajat hidup orang banyak harus
menjadi milik umum atau negara atau sekurang-kurangnya dikuasai negara untuk
kepentingan umum atau orang banyak.
b. Nilai Dasar Keseimbangan
Keseimbangan merupakan nilai dasar yang memengaruhi berbagai aspek
tingkah laku ekonomi seorang muslim. Asas keseimbangan ini, misalnya, terwujud
dalam kesederhanaan, hemat, dan menjauhi pemborosan. Nilai dasar keseimbangan
ini harus dijaga sebaik-baiknya bukan saja antara kepentingan dunia dan
kepentingan akhirat dalam ekonomi. Namun, keseimbangan antara kepentingan
perorangan dan kepentingan umum. Di samping itu, harus juga dipelihara
keseimbangan antara hak dan kewajiban.
c.
Nilai
Dasar Keadilan
Dalam Islam, keadilan adalah titik tolak sekaligus proses dan
tujuan semua tindakan manusia. Dalam hubungan ini perlu dikemukakan sebagai
berikut.
1) Keadilan itu harus diterapkan pada semua bidang kehidupan ekonomi.
Dalam proses produksi dan konsumsi, misalnya, keadilan harus menjadi alat
pengatur efisiensi dan pemberantasan keborosan.
2) Keadilan juga berarti kebijaksanaan mengalokasikan sejumlah hasil
kegiatan ekonomi tertentu bagi orang yang tidak mampu memasuki pasar. Misalnya,
melalui zakat, infak, dan sedekah (pemberian yang ikhlas yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan
terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah, maupun waktunya).
Adapun nilai-nilai
instrumental dalam sistem ekonomi syariah, yaitu sebagai berikut.
a.
Zakat
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang
merupakan kewajiban agama yang dibebankan atas harta kekayaan seseorang menurut
aturan tertentu. Zakat merupakan sarana komunikasi utama antara manusia dan
manusia lain dalam masyarakat.
b. Kerja Sama Ekonomi
Kerja sama merupakan watak masyarakat ekonomi menurut ajaran
Islam. Kerja sama tersebut harus tercermin dalam segala tingkat kegiatan
ekonomi, produksi, distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu bentuk kerja
sama yang sesuai dengan ajaran Islam adalah girad, yaitu kerja sama
antara pemilik modal atau uang dengan pengusaha yang memiliki keahlian,
keterampilan atau tenaga dalam melaksanakan unit-unit ekonomi atau usaha.
Ajaran kerja sama dalam ajaran ekonomi syariah bertujuan:
1) menciptakan kerja sama produktif dalam kehidupan bermasyarakat;
2)
meningkatkan
kesejahteraan dan mencegah kemiskinan masyarakat;
3)
mencegah penindasan
ekonomi (distribusi kekayaan) yang tidak merata;
4)
melindungi kepentingan
golongan ekonomi lemah.
c.
Peranan
Negara
Peranan negara umumnya pemerintah pada khususnya sangat menentukan
dalam pelaksanaan nilai-nilai sistem ekonomi syariah. Peranan itu diperlukan dalam
aspek hukum, perencanaan, dan pengawasan alokasi atau distribusi.
Evaluasi Bab 1
Kerjakan pada buku
tugas Anda.
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Inti masalah ekonomi adalah ....
a.
kebutuhan yang terbatas
sedangkan alat pemuas kebutuhan tidak terbatas
b.
kebutuhan yang terbatas
sedangkan alat pemuas kebutuhan terbatas
c.
kebutuhan yang tidak
terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan terbatas
d.
kebutuhan yang tidak
terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan tidak terbatas
e.
kebutuhan yang tidak
terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan tak terhingga
2. Jumlah sumber daya yang tersedia untuk me menuhi kebutuhan manusia
bersifat ….
a.
selalu tersedia
b.
tetap
c.
tidak tetap
d.
berkesinambungan
e.
terbatas
3. Berikut ini yang termasuk kebutuhan berdasarkan sifatnya, yaitu
....
a.
kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder, dan
kebutuhan tersier
b.
kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani
c.
kebutuhan sekarang dan
kebutuhan yang akan
datang
d.
kebutuhan individu dan
kolektif
e.
kebutuhan jangka pendek
dan kebutuhan jangka panjang
4. Investasi dalam bentuk penanaman modal merupakan kebutuhan
berdasarkan ....
a.
sifatnya
b.
kepentingannya
c.
waktu pemenuhan
d.
subjek yang
berkepentingan
e.
intensitas kegunaannya
5. Pembangunan sarana atau fasilitas umum merupakan kebutuhan
berdasarkan ....
a.
sifatnya
b.
kepentingannya
c.
waktu pemenuhan
d.
subjek yang
berkepentingan
e.
intensitas kegunaannya
6. Pengertian kelangkaan sumber daya dalam ekonomi, yaitu ....
a.
jumlahnya sedikit
b.
tidak mencukupi
c.
tidak tak terbatas
d.
kurang banyak
e.
relatif terbatas
7. Pak Dodi mampu membeli mobil, TV berwarna, sepeda motor, dan
komputer. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa Pak Dodi mampu memenuhi kebutuhan
....
a.
sekunder
b.
primer
c.
sosial
d.
tersier
e.
jasmani
8. Kebutuhan yang dapat menenteramkan jiwa manusia termasuk kebutuhan
....
a.
tersier
b.
individu
c.
rohani
d.
sosial
e.
jasmani
9. Kelangkaan sumber daya ekonomi menunjukkan bahwa sumber daya ....
a.
tidak tersedia
b.
kurang banyak
c.
tidak terbatas
d.
jumlahnya sedikit
e.
jumlahnya relatif
terbatas
10. Berikut yang termasuk sumber daya alam, yaitu ....
1)
barang tambang
2)
tumbuhan
3)
tenaga kerja
4)
uang
5)
mesin
11. Berikut merupakan tiga permasalahan pokok ekonomi, yaitu ....
a.
apa, bagaimana, dan di
mana barang di produksi
b.
apa, kapan, dan di mana
barang diproduksi
c.
kapan, bagaimana, dan
apa barang di produksi
d.
apa, bagaimana, dan
untuk siapa barang diproduksi
e.
untuk siapa, kapan, dan
di mana barang diproduksi
12. Suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang tak terbatas dikemukakan oleh ....
a.
Paul A. Samuelson
b.
Adam Smith
c.
D. Ricardo
d.
Lipsey
e.
Keynes
13. Biaya oportunitas terjadi karena me lakukan pilihan terhadap
barang langka dengan mengorbankan barang lain. Hal tersebut di kemukakan oleh
....
a.
Paul A. Samuelson
b.
Adam Smith
c.
D. Ricardo
d.
Moh. Hatta
e.
Keynes
14. Kemajuan suatu industri di suatu negara harus didukung oleh sumber
daya ….
a.
alam
b.
tenaga kerja manusia
c.
modal
d.
kewirausahaan
e.
produksi
15. Untuk mengatasi masalah pokok dalam ekonomi mengenai bagaimana
cara (how) memproduksi, yaitu ....
a.
keadaan pesaing
b.
efisiensi produksi
c.
kepuasan konsumen
d.
penawaran produsen
e.
kebutuhan konsumen
16. Untuk mengatasi masalah pokok ekonomi tentang barang apa (what) yang harus diproduksi
adalah dengan memerhatikan...
a.
modal yang dimiliki
b.
keahlian yang dimiliki
c.
tenaga kerja yang
tersedia
d.
teknologi yang bisa
digunakan
e.
daya beli
konsumen/masyarakat
17. Biaya yang dikeluarkan karena melakukan pilihan terhadap barang
atau jasa dengan mengorbankan barang atau jasa lain, disebut biaya ....
a.
ekonomi
b.
oportunitas
c.
produksi
d.
alternatif
e.
alokasi
18. Individu bebas mengatur sumber daya ekonomi guna mendorong
partisipasi masyarakat dalam perekonomian merupakan keuntungan dari sistem ekonomi
....
a.
syariah
b.
komando
c.
campuran
d.
pasar
e.
Pancasila
19. Sistem ekonomi yang merupakan perpaduan antara sistem ekonomi
komando dan pasar disebut sistem ekonomi ....
a.
Pancasila
b.
campuran
c.
terpimpin
d.
kapitalisme
e.
merkantilisme
20. Rendahnya inovasi dan produktivitas telah menyebabkan kesenjangan
pendapatan yang makin besar. Hal tersebut merupakan kerugian dari sistem ekonomi
....
a.
Pancasila
b.
campuran
c.
komando
d.
pasar
e.
syariah