Materi Ekonomi SMA/MA Kls X Semester 2
BAB I
KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH DAN PERMASALAHANNYA
Masalah ekonomi sama
tuanya dengan usia peradaban manusia. Tetapi, ilmu ekonomi baru muncul pada
abad ke-18, melalui buku AdamSmith
yang berjudul An Inquiri Into the Nature and Causes of the Wealthof Nations (1776). Itulah sebabnya Adam Smith dihormati sebagai Bapak Ilmu
Ekonomi Modern. Pada masa sebelumnya sebenarnya telah adapemikir yang tertarik
pada masalah ekonomi. Plato, filsuf Yunani abad ke 4 SM dan Thomas Aquinas,
rohaniawan Kristen abad ke-13 Masehi yang mencoba memecahkan masalah ekonomi
dengan pendekatan moral dan teologis.
Adapun Smith melihatnya dari sudut
rasionalitas, misalnya, zaman dahulu kemiskinan dianggap sebagai takdir. Namun,
semenjak zaman modern (abad ke-18)
kemiskinan dipandang ada kaitannya dengan ketidakmampuan bekerja produktif atau
karena tidak memiliki tanah. Lebih lanjut Adam
Smith menyatakan bahwa seperti alam semesta yang berjalan serba teratur,
sistem ekonomi pun akan mampu memulihkan dirinya sendiri, karena ada kekuatan
pengatur yang disebut sebagai tangan-tangan
tak terlihat (invisible hands). Dalam bahasa yang sederhana,
tangan gaib adalah mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi sumber daya ekonomi
berlandaskan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran.
Adam Smith sangat
percaya bahwa mekanisme pasar akan menjadi alatalokasi sumber daya yang
efisien, jika pemerintah tidak ikut campur dalam perekonomian. Fokus pembahasan
klasik adalah analisis perilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka
mencapai keseimbangan. Itu sebabnya teori klasik identik dengan teori ekonomi
mikro. Depresi besar yang terjadi tahun 1930-an telah membuyarkan keyakinan
terhadap pandangan klasik.
Untunglah dalam keadaan
yang genting, seorang ekonom Inggris, John Maynard Keynes, menyampaikan ide dan pendapat untuk memperbaiki keadaan melalui
bukunya The GeneralTheory of
Employment, Interest and Money, yang terbit tahun1936. Menurut Keynes, kelemahan teori klasik
adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu idealis dan terlalu
menekankan masalah ekonomi dari sisi penawaran. Keynes berpendapat untuk
pemulihan dilakukan dengan memasukkan peranan pemerintah dalam perekonomian
dalam rangka menstimulus sisi permintaan. Pokok pikiran Keynes telah membawa perubahan
dalam ilmu ekonomi, dan berkembang menjadi ilmu ekonomi makro.
Alfred W. Stoiner dan Douglas C. Hagues membagi ilmu ekonomi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Ilmu ekonomi deskriptif (Descriptive Economic), yaitu ilmu ekonomi yang mempelajari dan mengumpulkan fakta-fakta
yang ada hubungannya dengan suatu masalah.
2. Ilmu ekonomi terapan (Applied Economic), yaitu ilmu ekonomi yang menggunakan rangka dasar umum dari
analisis yang diberikan oleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan
arti pentingnya kejadian-kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.
3. Ilmu ekonomi teori (Economic Theory),
yaitu ilmu ekonomi yangmemberikan penjelasan mengenai cara suatu sistem bekerja
dan ciriciri penting dari sistem tersebut Ilmu ekonomi teori dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
teoriekonomi mikro dan teori ekonomi makro.
A. Pembagian Ilmu Ekonomi
1.
Ekonomi Mikro
Pernahkah kamu pergi ke
pasar tradisional? Coba kamu perhatikan perilaku pembeli dan penjual dalam
melakukan transaksi. Ya, mereka saling menawar harga untuk mendapatkan kesepakatan
harga atas barang atau jasa yang mereka butuhkan. Nah, dari transaksi yang
terjadi di pasar itulah kamu telah belajar tentang ekonomi mikro.
Ekonomi mikro adalah
ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat bagian
kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan
mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan
jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum.
Aktivitas unit-unit
ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro di antaranya sebagai berikut.
a.
Mempelajari bagaimana
perilaku seseorang sebagaikonsumen, sebagai pemilik sumber-sumber ekonomi
dansebagai produsen.
b. Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasamulai dari
produsen sampai pada konsumen.
c.
Mempelajari bagaimana
harga-harga barang dan jasa itudapat terbentuk.
d. Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukantingkat produksi
agar tercapai keuntungan yang maksimum.
e.
Mempelajari bagaimana
konsumen atau rumah tanggamengalokasikan pendapatannya yang sangat terbatas
untukbarang dan jasa yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasanmaksimum.
Dalam teori ekonomi
mikro menganggap bahwa factor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan
pengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan keinginan
manusia tidak terbatas. Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan
ekonomi, yang meliputi kegiatan dalam memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan
barang maupun jasa.
Adapun tiga masalah pokok
ekonomi modern, yaitu sebagai berikut.
a.
What, artinya apa dan
berapa banyak barang dan jasa dapat diproduksikan.
b. How, artinya bagaimana caranya memproduksi barang dan jasa yang
dibutuhkan.
c.
For Whom, artinya untuk
siapa barang dan jasa diproduksikan.
Secara ringkas ruang lingkup
yang dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi hal-hal berikut ini.
a.
Permintaan, penawaran,
dan keseimbangan harga pasar.
b. Elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
c.
Teori perilaku konsumen.
d. Teori produksi, biaya produksi, penerimaan produsen, dan laba.
e.
Pasar persaingan
sempurna.
f.
Pasar monopoli.
g.
Pasar oligopoli.
h. Pasar persaingan monopolistik.
i.
Permintaan akan input.
j.
Mekanisme harga dan
distribusi pendapatan.
2.
Ekonomi Makro
Ekonomi makro muncul seiring
perkembangan ilmu ekonomi. Kamu mungkin pernah membaca atau mendengar
kebijakan- kebijakan pemerintah, baik kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Nah, itu semua di pelajari dalam ekonomi makro.
Jadi, ekonomi makro merupakan
bagian dari ilmu ekonomi dengan teori ekonomi makro yang yang mempelajari
mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Hubungan kausal yang
dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah hubungan antarvariabel
ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional,
tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan),
investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran,
stok kapital nasional, utang pemerintah, dan sebagainya.
Hubungan di antara variabel-variabel tersebut, dapat bersifat kausal (sebab akibat) dan bersifat fungsional (saling mempengaruhi).
Bersifat hubungan kausal (sebab akibat), seperti hubungan antara jumlah uang
beredar dengan laju inflasi, hubungan antara meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah
dengan menurunnya tingkat pengangguran, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat
hubungan fungsional (saling memengaruhi), seperti hubungan pendapatan dengan pengeluaran
konsumsi dan investasi, hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi
dan tabungan, dan sebagainya.
Secara matematis hubungan fungsional tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut.
a.
Y = C + I, di mana Y
adalah pendapatan, C adalah konsumsi,dan I adalah investasi.
b.
Y = C + S, di mana Y
adalah pendapatan, C adalah konsumsi,dan S adalah tabungan.
Oleh karena itu, dengan mempelajari ekonomi makro kita akan menjadi
lebih mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam suatu perekonomian.
Adapun ekonomi makro menjelaskan tentang hal-hal berikut ini.
a.
Pentingnya segi
permintaan dalam menentukan tingkatkegiatan dalam perekonomian.
b.
Pentingnya kebijakan dan
campur tangan pemerintah untukmewujudkan prestasi kegiatan ekonomi pada tingkat
yang dikehendaki.
Selanjutnya, berdasarkan
ruang lingkupnya menunjukkan bahwa teori ekonomi makro bertujuan memberikan
gambaran tentang bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan dapat menjalankan
kegiatannya.
Teori ekonomi makro
bertitik tolak pada teori yang dkemukakan oleh ahli ekonomi Inggris yang
bernama John Maynard Keynes, dalam
bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money
pada tahun 1936, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua aspek,
yaitu:
a.
kritik atas pandangan
ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan
ekonomi suatunegara, dan
b.
pengeluaran agregat,
yaitu pembelanjaan masyarakat atasbarang dan jasa menjadi faktor utama yang
menentukantingkat kegiatan ekonomi suatu negara.
Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi
makro meliputi hal-hal berikut ini.
a.
Penghitungan pendapatan
nasional.
b.
Keseimbangan pendapatan
nasional dalam perekonomian dua sektor.
c.
Keseimbangan pendapatan
nasional dalam perekonomian tiga sektor.
d.
Kebijakan fiskal dan
sistem perpajakan.
e.
Uang bank, dan
penciptaan uang.
f.
Kebijakan moneter dan
uang yang beredar.
g.
Pasar uang dan pasar
tenaga kerja.
h.
Teori inflasi.
i.
Perdagangan luar negeri,
nilai valuta asing, dan neraca pembayaran.
j.
Perdagangan luar negeri
dan tingkat keseimbangan
k.
Pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi.
B. Masalah yang Dihadapi
Pemerintah dalam Bidang Ekonomi
Permasalahan ekonomi yang dihadapi suatu negara sangatlah banyak
dan kompleks seperti pengangguran, kenaikan harga, dan pertumbuhan ekonomi.
Permasalahan yang muncul seperti di atas mempunyai akibat yang buruk terhadap
jalannya perekonomian suatu negara dan mengganggu kestabilan ekonomi negara.
Secara ringkas, permasalahan utama ekonomi makro dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Masalah
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
berarti perkembangan kegiatan perekonomian untuk menyediakan barang dan jasa
yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah, dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Hal ini merupakan masalah ekonomi jangka panjang (lima tahun,
sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun). Oleh karena itu, kita harus
menciptakan keserasian atau keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertambahan
kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.
2.
Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi
Perekonomian suatu
negara tidak selalu berkembang secara teratur atau dengan kata lain kegiatan
perekonomian mengalami naik turun. Adakalanya perekonomian berkembang sangat
pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Namun, pada periode yang
lainnya perekonomian mengalami kemunduran, bahkan adakalanya mengalami
kemerosotan dan berada pada titik terendah. Pergerakan naik turun kegiatan
perekonomian suatu negara yang menyebabkan tidak stabilnya kegiatan ekonomi
dalam jangka panjang dinamakan konjungtur.
3.
Masalah Pengangguran dan Inflasi
Pengangguran adalah
suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum memperoleh pekerjaan.
Faktor utama yang
menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat, artinya
berkurangnya permintaan masyarakat atas barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
perusahaan (pabrik). Dengan kejadian ini pengusaha mengalami kerugian sehingga
mengurangi produksinya, akibatnya perusahaan mengurangi pekerja yang berdampak
pada bertambahnya pengangguran.
Di sisi lain, kondisi
ekonomi suatu negara mengalami kenaikan harga yang terus-menerus, sehingga
terjadi inflasi yang sangat merugikan masyarakat, terutama golongan ekonomi
lemah. Hal ini terjadi antara lain karena tingkat pengeluaran agregat
yangmelebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barangdan jasa, pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut
kenaikan upah, meningkatnya biaya produksi barang dan jasa, meningkatnya jumlah
uang yang beredar, serta berkurangnya jumlah barang di pasaran.
4.
Masalah Neraca
Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Kegiatan ekspor dan impor
merupakan bagian yang penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Istilah
perekonomian terbuka berarti perekonomian yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara lain, terutama dilakukan dengan
menjalankan kegiatan ekspor dan impor, yang nantinya akan menentukan besarnya
neraca perdagangan.
Di samping neraca perdagangan,
neraca pembayaran juga sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Oleh
karena neraca pembayaran merupakan suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan
aliran pembayaran yang dilakukan Negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam
negeri ke negara lain.
Apabila neraca
pembayaran mengalami defisit, yang berarti ekspor lebih kecil daripada impor,
maka akan berakibat buruk terhadap kegiatan perekonomian, karena pembayaran ke
luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Sama halnya dengan masalah pengangguran
dan inflasi, deficit neraca pembayaran akan mempunyai efek yang buruk atas prestasi
kegiatan ekonomi, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Untuk itu,
suatu negara berusaha untuk menghindari keadaan defisit neraca pembayaran.
C.
Kebijakan Ekonomi Makro
Berpijak dari
masalah-masalah yang muncul dalam kegiatan perekonomian secara makro, maka
bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan oleh suatu negara
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dalam ekonomi makro. Untuk itulah
perlu dipahami terlebih dahulu tujuan dari kegiatan perekonomian suatu negara
secara makro.
1.
Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro
Kebanyakan suatu negara
menginginkan keadaan perekonomian yang ideal dengan mengarahkan tujuan
darikebijakan ekonomi makro pada hal-hal berikut ini.
a.
Peningkatan Kesempatan Kerja (employment)
Artinya suatu kegiatan
perekonomian diusahakan untuk dapat menciptakan kesempatan kerja yang tinggi
dan harus
dijaga supaya tidak
timbul pengangguran, karena pengangguran tidak diinginkan oleh suatu negara
atau masyarakat.
b.
Peningkatan Kapasitas Produksi Nasional
Kapasitas produksi nasional
merupakan kemampuan suatu negara dalam meningkatkan produksi nasional yang
nantinya akan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi suatu negara
c.
Tingkat Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional
yang tinggi mencerminkan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perekonomian
mengalami peningkatan, yang akhirnya akan dapat meningkatkan kemakmuran
dan pendapatan per kapita suatu negara.
d.
Neraca Pembayaran Luar Negeri
Artinya pemerintah
mengusahakan neraca pembayaran internasional agar tidak mengalami defisit, dan
berusaha
meningkatkan kegiatan
ekspor sehingga dapat meningkatkan devisa negara.
e.
Kestabilan Keadaan Perekonomian
Kestabilan perekonomian yang dicapai dapat berupa kestabilan
tingkat pendapatan, kestabilan tingkat kesempatan kerja, dan kestabilan tingkat
harga barang yang berlaku di pasar.
f.
Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara otomatis meningkatkan pendapatan nasional suatu negara. Dengan
demikian, kegiatan perekonomian
juga akan meningkat dalam jangka panjang.
g.
Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan
yang lebih merata pada umumnya dianggap sama dengan distribusi pendapatan yang
adil.
Pemerataan pendapatan
merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh suatu negara, sehingga secara
makro
kemakmuran masyarakat
akan dapat tercapai.
h.
Tingkat Inflasi
Kenaikan harga yang berlaku
ditekan seminimal mungkin dimaksudkan agar masyarakat tidak mengalami kesulitan
dalam menjalankan
kegiatan ekonominya.
2. Bentuk
Kebijakan Ekonomi Makro
Beberapa bentuk
kebijakan yang harus dijalankan oleh suatu negara, di antaranya sebagai
berikut.
a.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal
meliputi langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan dalam pendapatan
dan
pengeluaran negara dengan
maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian atau memengaruhi
jalannya perekonomian. Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat memengaruhi
tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi
nasional, distribusi pendapatan nasional, dan sebagainya.
b.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi
langkah-langkah pemerintah yang dijalankan oleh bank sentral (Bank Indonesia)
untuk
memengaruhi atau
mengubah penawaran uang dalam masyarakat atau mengubah tingkat bunga
(memengaruhi
jumlah uang yang
beredar), dengan maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Salah satu cara untuk
melakukan kebijakan moneter adalah dengan menaikkan atau menurunkan tingkat
suku bunga
yang berlaku. Jika tingkat
suku bunga rendah, maka pengusaha akan menambah modalnya (investasinya). Sebaliknya
jika tingkat bunga tinggi, maka pengusaha akan mengurangi modalnya (investasinya)
dan cenderung untuk memperbanyak tabungan.
c.
Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan fiskal dan moneter
dapat dipandang sebagai kebijakan yang memengaruhi pengeluaran agregat. Dengan
demikian kebijakan
fiskal dan moneter merupakan kebijakan dari segi permintaan.
Di samping melalui
permintaan, kegiatan perekonomian juga dapat dipengaruhi dari segi penawaran.
Kebijakan segi
penawaran bertujuan
untuk mempertinggi efisiensi kegiatanperusahaan sehingga dapat menawarkan
barang dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Kebijakan segi penawaran
lebih menekankan pada peningkatan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja (dengan
mengurangi pajak pendapatan rumah tangga) dan peningkatan usaha para pengusaha
untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya. Cara ini dilakukan pemerintah
dengan memberi insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan
teknologi yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang diproduksikan.
EVALUASI BAB I
A. Pilihan
Ganda
1.
John Maynard Keynes,
pelopor aliran baruteori ekonomi, mengemukakan factor penting yang sangat
menentukanperkembangan ekonomi adalah ….
a.
teknologi
b. penemuan baru
c.
tabungan dan investasi
d. jumlah tenaga kerja
e.
kekayaan alam
2.
Berikut tujuan kebijakan
ekonomi makrokecuali ….
a.
peningkatan kesempatan
kerja yangtinggi
b. peningkatan pendapatan produksinasional
d. peningkatan pendapatan nasional
e.
peningkatan pertumbuhan
ekonomi
f.
peningkatan harga barang
yangberlaku di pasar
3.
Ilmu ekonomi merupakan
bagian darI ilmu sosial yang mempelajari perilakumanusia dalam ….
a.
memanfaatkan sumber daya
yangterbatas untuk memenuhi kebutuhanmanusia yang tidak terbatas
b. memanfaatkan sumber daya bebasuntuk memenuhi kebutuhan manusiayang
tidak terbatas
c.
menganalisis biaya dan
manfaat daripeningkatan alokasi sumber dayabebas
d. menganalisis pengeluaran yangsemaksimal mungkin daripeningkatan
alokasi sumber daya
e.
mendeskripsikan berbagai
macamkebutuhan yang bersifat primer
4.
Berikut ini adalah
variabel-variabel yangmenjadi pokok perhatian ilmu ekonomi makro, kecuali ….
a.
inflasi
b. pertumbuhan ekonomi
c.
pengangguran
d. kurs
e. harga
5.
Ilmu ekonomi mikro
merupakan ilmuyang mempelajari aktivitas ekonomi yangbersifat parsial atau
bagian kecil. Salah satuaktivitas yang dimaksud adalah ….
a.
mempelajari arus barang
dan jasamulai dari produsen sampai dengankonsumen
b. mempelajari kebijakan pemerintah dibidang fiskal dan moneter
c.
mempelajari berbagai
macamkebutuhan manusia yang bersifat tidak terbatas
d. mempelajari peningkatan pertumbuhan pendapatan nasional
e.
mempelajari
gejala-gejala inflasi suatu Negara
6.
Berikut ini tujuan umum
kebijakanekonomi makro, kecuali ….
a.
pertumbuhan ekonomi
tinggi
b. pengangguran rendah
c.
inflasi rendah
d. stabilitas nilai tukar
e.
penetapan harga maksimum
7.
Berikut yang merupakan
hubunganbersifat fungsional dalam ilmu ekonom makro adalah ….
a.
hubungan antara jumlah
uang yangberedar dengan laju inflasi
b. hubungan antara pendapatan denganpengeluaran konsumsi dan tabungan
c.
hubungan antara kenaikan
harga BBMdengan kenaikan harga barang di pasar
d. hubungan antara upah tenaga
kerjadengan jumlah produksi
e.
hubungan antara kenaikan biayaproduksi dengan kenaikan
hargabarang poduksi
8.
Kebijakan pemerintah di
bidang ekonomidengan tujuan untuk memengaruhijumlah uang yang beredar disebut
….
a.
kebijakan moneter
b. kebijakan fiskal
c.
kebijakan anggaran
d. kebijakan devaluasi
e.
kebijakan harga minimum
9.
Tokoh ekonomi yang berpengaruh
besardalam ekonomi makro adalah JohnMaynard Keynes, dengan bukunya yangberjudul
….
a.
The General Theory of
Money
b. An Inquiry into The Nature and Causesof The Wealth of Nations
c.
The Principle of
Political Economy andTaxation
d. The General Theory of Employment,Interest, and Money Traite
e.
Economique Politique
10.
Penggunaan kapasitas
pabrik dengan full
capacity (kapasitas
penuh) artinya ….
a.
produksi maksimal yang
dapat dicapaipabrik tersebut
b. posisi biaya total mulai naik
c.
tingkat produksi dengan
biaya per unitpaling besar
d. tingkat produksi dengan biaya per unitpaling kecil
e.
tingkat produksi biaya
tetap mulainaik
B. Jawablah
pertanyan-pertanyaan di bawah ini!
1. Prinsip dasar yang melahirkan ilmu ekonomi mencakup dua hal,
jelaskan!
2. Jelaskan tiga masalah pokok dalam ekonomi modern, yang menjadi
pokok pembahasan ekonomi mikro!
3. Rumuskan perbedaan ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro!
4. Terdapat dua hal yang dikemukakan John Maynard Keynes dalam
menjelaskan teori ekonomi makro. Jelaskan kedua hal tersebut!
5. Bagaimana cara pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi
di Indonesia pada saat ini?.
BAB II
PENDAPATAN NASIONAL
A. Konsep Pendapatan
Nasional
Keberhasilan
perekonomian suatu negara dapat diukur melalui
berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan
nasional, pendapatan per kapita, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga umum,
dan posisi neraca pembayaran suatu negara.
Pendapatan
nasional dapat didefinisikan sebagai:
·
Nilai barang dan jasa
yang diproduksi masyarakat suatu negra dalam satu periode
tertentu (satu tahun);
·
Jumlah pengeluaran
nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan
·
Jumlah pendapatan yang
diterima faktor-faktor produkdi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan
jasa
Jika
dilihat dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, pendapatannasional dapat
dikelompokkan menjadi:
1.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
yaitu nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara dalam
periode tertentu, biasanya satu tahun. GDP dihitung dengan menjumlahkan semua
hasil produksi barang dan jasa dari masyarakat yang tinggal di suatu negara,
ditambah warga negara asing yang bekerja di negara tersebut.Selain PDB, kita
mengenal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai barang dan
jasa yang diproduksi oleh seluruh masyarakat yang tinggal di suatu daerah
(region).
2.
Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
yaitu seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara
suatu negara tertentu di manapun berada dalam periode tertentu, biasanya satu
tahun. PNB dapat dirumuskan sebagai berikut.
PNB = PDB – PFPN
Pendapatan Faktor
Produksi Neto (PFPN) merupakan selisih antara pendapatan atau produk yang
dihasilkan oleh masyarakat yang berada di luar negeri (FPLN) dan pendapatan
atau produk yang dihasilkan oleh masyarakat asing di dalam negeri
(FPDN).Umumnya, PFPN negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia bernilai
negatif. Artinya, impor faktor produksi lebih besar daripada ekspor faktor
produksi. Oleh karena itu, di negara sedang berkembang nilai PNB lebih kecil
daripada nilai PDB.
3. Produk
Nasional Neto (Net National Product)
Produk Nasional Neto
(PNN) yaitu seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
suatu negara dalam periode tertentu biasanya satu tahun, setelah dikurangi
penyusutan dan barang pengganti modal. PNN dapat dirumuskan sebagai berikut.
PNN = PNB – (Penyusutan + Barang pengganti modal)
Produk GNP menyebabkan
barang modal yang ada menjadi habis, misalnya mesin menjadi habis karena
digunakan. Jika sumber daya ini tidak digunakan untuk menggantikan barang modal
yang ada, GNP tidak mungkin dipertahankan pada periode yang berlaku.
4.
Pendapatan
Nasional Neto (Net National Income)
Net National Income yaitu
jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dalam periode tertentu
biasanya satu tahun, setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect
tax). Pajak tidak langsung yaitu pajak
yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain, misalnya pajak penjualan,
pajak impor, bea ekspor, dan cukai. Pendapatan Nasional (PN) dapat dirumuskan
sebagai berikut.
PN
= PNN – Pajak tidak langsung
5.
Pendapatan
Perseorangan (Personal Income)
Pendapatan perseorangan yaitu jumlah
seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan
masyarakat. Besarnya PI yaitu PNN ditambah transfer
payment (TP) dikurangi iuran jaminan sosial
(IJS), iuran asuransi (IA), laba ditahan (LD), dan pajak perseorangan (PP).
Pendapatan perseorangan dapat dirumuskan sebagaiberikut.
PI
= (PNN + TP) – (IJS + IA + LD + PP)
6.
Pendapatan
yang Siap Dibelanjakan (Disposable
Income)
Pendapatan
disposabel yaitu pendapatan yang diterima masyarakat dan siap untuk
dibelanjakan penerimanya, setelah dikurangi pajak langsung. Besarnya untuk DI
yaitu PI setelah dikurangi dengan pajak langsung, dapat dirumuskan sebagai berikut
DI
= PI – Pajak langsung
Untuk
dapat lebih memahami konsep pendapatan nasional dan caramenghitungnya,
perhatikan contoh berikut :
Contoh
5.1
Jika diketahui GDP Indonesia adalah
Rp150 miliar, PFPN Rp5miliar, pajak tidak langsung Rp7,465 miliar, penyusutan
Rp4,345miliar, transfer payment Rp6,235
miliar, laba ditahan Rp5,355miliar, dan pajak langsung Rp13 miliar. Hitunglah
besarnya:
a) GNP;
b) NNP;
c) NNI;
d) PI;
e) DI.
Jawab.
a.
GNP = GDP – PFPN
=
Rp150 miliar – Rp5 miliar
=
Rp145 miliar
b.
NNP = GNP – Penyusutan
=
Rp145 miliar – Rp4,345 miliar
=
Rp140,655 miliar
c.
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
=
Rp140,655 miliar – Rp7,465 miliar
=
Rp133,19 miliar
d.
PI = (NNI + TP) – (LD)
=
(Rp133,19 miliar + Rp6,235 miliar) – Rp5,355miliar
=
Rp134,07miliar
d) DI = PI – Pajak langsung
=
Rp134,07 miliar – Rp13 miliar
=
Rp121,07 miliar
7. Pendapatan per
Kapita (Income per Capita)
Pendapatan
per kapita (income per capita) yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu negara
pada periode tertentu, biasanya satu tahun.
Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah nilai barang
dan jasa rata-rata yang tersedia bagi
setiap penduduk suatu negara pada suatu periode
tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk suatu negara pada tahun
tersebut.
Konsep
pendapatan nasional yang biasa dipakai dalam menghitung pendapatan per kapita
pada umumnya yaitu Produk Domestik Bruto
(PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB). Dengan demikian, pendapatan per
kapita dari suatu negara dapat dihitung dengan meng gunakan rumus sebagai berikut.
Manfaat
mempelajari pendapatan per kapita sebagai berikut:
a.
mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan
masyarakat di suatu negara;
b.
mengetahui perkembangan tingkat
kesejahteraan masyarakat di berbagai
negara;
c.
mengelompokkan suatu negara berdasarkan
pengelompokan Bank Dunia;
d.
memperkirakan syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu negara dalam mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
B. Metode
Perhitungan Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan
nasional dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan
produksi (output approach), pendekatan pendapatan (income approach), dan
pendekatan pengeluaran (expenditure approach). Setiap pendekatan melihat
pendapatan nasional dari sudut pandang yang berbeda, tetapi hasilnya saling
melengkapi.
1.
Pendekatan Produksi
Menurut metode ini,
Pendapatan nasional atau PDB yaitu total output (produksi) yang dihasilkan oleh
masyarakat dalam perekonomian suatu negara. Cara perhitungan pendapatan
nasional menurut pendekatan produksi
dalam praktiknya yaitu dengan membagi perekonomian menjadi beberapa sektor
produksi. Jumlah output setiap sektor merupakan jumlah output seluruh
perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu
sektor perekonomian berasal dari output sektor lain, atau merupakan input bagi
sektor ekonomi yang lainnya. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan
terjadi perhitungan ganda (double accounting) atau bahkan multiple accounting.
Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang
sebenarnya. Untuk menghindarkan hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan
metode produksi, yang dijumlahkan yaitu nilai tambah (value added) setiap
sektor.
Nilai tambah yaitu selisih antara nilai output dan nilai input
antara. Untuk mengetahui besarnya nilai tambah, digunakan rumus sebagai berikut
:
NT = NO – NI
NT = nilai tambah
NO = nilai output
NI = nilai input antara
Seharusnya harga setiap barang sudah mencakup biaya bahan baku.
Biaya tersebut dihitung pada setiap perusahaan dan setiap sektor. Jadi biaya
atau harga bahan baku dikurangkan dari harga produk perusahaan. Sisa
pengurangan ini disebut nilai tambah (value added). Nilai tambah merupakan
sumbangan perusahaan terhadap produk nasional.
Contoh pada pabrik tekstil. Perhitungan nilai tambah pada
penetapan satu meter Rp5.000,00 kain dan harga bahan mentahnya berupa benang
dan zat pewarna yang dibeli dari perusahaan lain seharga Rp4.000,00. Nilai tambah sumbangan pabrik tekstil yaitu
Rp1.000,00. Hanya nilai tambah inilah yang dihitung dalam pendapatan nasional.
Dimisalkan pengambilan kayu hutan tidak membayar biaya untuk
menebang kayu di hutan. Dengan demikian
nilai tambah yang diciptakan penebang
kayu hutan yaitu Rp50 ribu. Secara keseluruhan nilai tambah yang diciptakan oleh keempat kegiatan ekonomi
tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2
berikut.
Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh keempat kegiatan itu
adalah: (50 + 150 + 400 + 200) = Rp800
ribu.
Dengan demikian besarnya PDB dengan menggunakan pendekatan
produksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
= jumlah
i = sektor produksi ke
– 1, 2, 3, …, n
NT = nilai tambah
Penggunaan cara ini memiliki dua tujuan sebagai berikut.
a.
Mengetahui besarnya
sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam menghasilkan pendapatan nasional.
b.
Sebagai salah satu cara
untuk menghindari perhitungan dua kali atau
berulang kali. Angka yang dihitung hanya nilai produk neto pada berbagai tahap proses produksi.
Nilai tambah berbeda
dengan keuntungan (laba). Nilai tambah yaitu nilai produksi barang akhir
dikurangi biaya bahan mentah. Di dalamnya termasuk keuntungan sebagai balas
jasa faktor kewirausahaan (pengusaha). Adapun keuntungan yaitu nilai produksi
barang akhir (hasil penjualan barang akhir) dikurangi biaya produksi berupa
bahan mentah, sewa, upah/gaji, dan bunga modal.
2. Pendekatan
Pendapatan
Pendapatan nasional menurut metode ini memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi. Untuk memproduksi output
dibutuhkan input berupa tenaga kerja, barang modal, dan uang dan kemampuan
entrepreneurship. Kemampuan entrepreneurhip yaitu kemampuan dan keberanian
mengombinasikan tenaga kerja, barang modal dan uang untuk menghasilkan barang
dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka yang
memiliki kemampuan entrepreneurship dikenal sebagai pengusaha.
Balas jasa untuk tenaga kerja yaitu upah atau gaji, untuk barang
modal yaitu pendapatan sewa, untuk pemilik uang yaitu pendapatan bunga,
sedangkan untuk pengusaha yaitu keuntungan. Total balas jasa atas seluruh
faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN). Pendapatan Nasional menurut
pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut.
r= pendapatan sewa (rent)
w = upah atau gaji (wage)
i = pendapatan bunga (interest)
p = keuntungan (profit)
3. Pendekatan
Pengeluaran
Pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran, merupakan
nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut
metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian, yaitu konsumsi rumah tangga,
pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto.
a.
Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran sektor rumah
tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis pakai
dalam waktu satu tahun atau kurang, maupun barang dan jasa yang dapat dipakai
lebih dari setahun.
b. Pengeluaran
Investasi
Pengeluaran investasi
merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Termasuk dalam pengeluaran investasi
yaitu perubahan stok, baik berupa barang
jadi maupun barang setengah jadi.
c.
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah
yaitu pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang
dan jasa akhir. Adapun pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial
tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah.
d.
Ekspor Neto
Ekspor bersih atau neto
yaitu selisih antara nilai ekspor dan impor. Ekspor neto yang positif
menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor. Begitu juga sebaliknya.
Perhitungan ekspor neto dilakukan jika perekonomian melakukan transaksi dengan
perekonomian lain (dunia).
Pendapatan nasional
menurut pendekatan pengeluaran dapat dihitung, dengan rumus sebagai berikut.
PDB= Produk Domestik Bruto
C= konsumsi perseorangan
I = investasi
G = pengeluaran konsumsi pemerintah
X = ekspor Entrepreneurship
M = impor
Analisis Ekonomi 5.2
1.
Kerjakan secara
individu.
2.
Jika diketahui besarnya
konsumsi rumah tangga Rp5,3 juta, investasi sebesar Rp7 juta, pengeluaran
pemerintah sebesar Rp10 juta, ekspor sebesar Rp3,5 juta, dan impor Rp2,5 juta.
3.
Hitunglah besarnya pendapatan
nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran.
C. Manfaat Perhitungan
Pendapatan Nasional
Manfaat menghitung pendapatan nasional, di antaranya, yaitu:
1.
Mengetahui Struktur
Perekonomian Suatu Negara
Dengan menghitung pendapatan nasional, dapat diketahui struktur perekonomian
suatu negara, apakah agraris atau industri. Jika pendapatan nasional yang lebih
dominan berasal dari sektor agraris, struktur perekonomian negara tersebut
bersifat agraris.
2.
Mengetahui Perkembangan
Perekonomian dari Tahun ke Tahun
Setiap tahunnya, negara
melakukan perhitungan pendapatan nasional. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan perekonomian, apakah mengalami kemajuan, tetap, atau mengalami
kemunduran
3.
Mengetahui Tingkat
Kemakmuran Masyarakat
Tingkat kemakmuran masyarakat
dapat diketahui melalui perhitungan
pendapatan nasional.
Jika nilai pendapatan nasional semakin tinggi, tingkat
kemakmuran masyarakat
suatu negara semakin tinggi pula.
4.
Membandingkan
Perekonomian Antarnegara
Perhitungan pendapatan nasional dapat membandingkan perekonomian
antarnegara, apakah negara tersebut tergolong negara maju, negara berkembang,
atau masih terbelakang?
5.
Pedoman Pengambilan
Kebijakan Ekonomi Nasional
Perhitungan pendapatan nasional, dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah
untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan perekonomian
nasional, agar kegiatan-kegiatan pembangunan dapat berjalan serasi dan seimbang
sesuai tujuan yang dikehendaki.
D. Perbandingan PDB dan
Pendapatan per Kapita dengan Negara Lain
1. Hubungan
Pendapatan Nasional, Jumlah Penduduk,
dan Pendapatan per Kapita
Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan kumpulan pendapatan
masyarakat suatu negara. Tinggi rendahnya pendapatan nasional akan memengaruhi tinggi rendahnya pendapatan per kapita
negara yang bersangkutan. Selain itu,
jumlah penduduk juga akan memengaruhi jumlah pendapatan per kapita suatu
negara.
Tingginya pendapatan nasional suatu negara tidak menjamin
pendapatan per kapitanya juga tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk
akan menentukan tinggi rendahnya
pendapatan per kapita.Bank Dunia (World Bank) mengelompokkan negara-negara
berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan per kapita, yaitu sebagai berikut.
Kategori
|
Kisaran PNB perkapitanya
|
Negara berpendapatan rendah (low income
economies),
|
≤ US$520
|
Negara berpendapatan menengah bawah (lower
middle income economies),
|
antara US$521 s/dUS$1.740.
|
Negara berpendapatan menengah (middle
income economies),
|
antara US$1.741 s/d US$2.990
|
Negara berpendapatan menengah tinggi (upper
middle income economies),
|
antara US$2.991 s/d US$4.870.
|
Negara berpendapatan tinggi (high income
economies),
|
antara US$4.871 s/dUS$25.480
|
2.
Perbandingan Pendapatan
per Kapita Indonesia dengan Negara Lain
Sementara itu, pertumbuhan PNB riil per kapita di dunia dapat
dilihat pada Tabel 5.6 berikut.
Berdasarkan Tabel 5.6, pada 1998, saat terjadi krisis moneter, pertumbuhan
PNB riil per kapita di dunia mengalami penurunan sebagaimana halnya Indonesia, kecuali negara-negara
tertentu seperti Amerika Serikat,
Jerman, Kanada, dan Prancis. Hal ini terjadi, karena di dunia yang arus globalisasinya semakin
gencar, kejadian atau masalah yang
terjadi di suatu negara atau kawasan tertentu akan berdampak pula pada negara lainnya.
Untuk membandingkan pendapatan per kapita antara negara yangsatu
dan negara yang lain, pendapatan per kapita setiap negara dinyatakan dalam
dolar AS (US$). Dalam menghitung pendapatan per kapita, dapat dilakukan dua
macam perhitungan, yaitu berdasarkan harga yang berlaku (riil) dan harga
konstan (tetap).
Perhitungan menurut harga berlaku, berguna untuk memberigambaran
mengenai kemampuan daya beli rata-rata penduduk negara terhadap barang-barang.
Selain itu, sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat
kemakmuran suatu negara dengan negara lain. Pendapatan per kapita menurut harga
konstan menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran suatu negara. Perhitungan
pendapatan per kapita, dapat dilihat pada rumus sebagai berikut.
3.
Distribusi Pendapatan Nasional
Distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana
pendapatan nasional yang tinggi mampu
menciptakan perubahan dan perbaikan dalam masyarakat, seperti mengurangi
kemiskinan, penganguran, dan kesulitan-kesulitan lain dalam masyarakat.
Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan menciptakan
kemakmuran bagi masyarakat secara umum.
Sistem distribusi yang
tidak merata hanya akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja. Perbedaan
pendapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan
faktor produksi. Pihak yang memiliki faktor produksi yang lebih banyak akan
memperoleh pendapatan yang lebih banyak juga. Ada sejumlah alat atau media
untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Alat atau media yang
lazim digunakan oleh bank dunia yaitu
Koefisien Gini (Gini Ratio). Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva
yang disebut Kurva Lorenz. Kurva ini memperlihatkan
hubungan kuantitatif antara persentase jumlah penduduk dan persentase pendapatan
yang benar-benar diperoleh selama kurun
waktu tertentu, biasanya setahun. Untuk mengetahui ketimpangan distribusi pendapatan, perhatikan
Kurva 5.1 berikut.
Dari Kurva 5.1, sumbu horizontal menggambarkan persentase jumlah
penduduk, adapun sumbu vertikal menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh penduduk
tersebut. Garis diagonal di tengah
disebut garis kemerataan sempurna, karena setiap titik pada garis diagonal merupakan tempat kedudukan persentase
jumlah penduduk yang sama dengan persentase
penerimaan pendapatan.
Semakin jauh jarak garis Kurva Lorenz dari garis diagonal,
semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya. Sebaliknya, semakin dekat jarak Kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi
tingkat pemerataan distribusi pendapatannya.
Pada Kurva 5.1, besarnya ketimpangan digambarkan sebagai daerah yang diarsir.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa, distribusi
pendapatan semakin merata jika nilai
Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya,
suatu distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika nilai Koefisien Gini makin mendekati satu.
Perhatikan Tabel 5.7 berikut.
Selain penggunaan Koefisien Gini, untuk melihat distribusi
pendapatan dapat menggunakan kriteria yang ditentukan Bank Dunia (World Bank). berikut.
Menurut teori neoklasik, perbedaan kepemilikan faktor produksi,
akan berkurang melalui suatu proses penyesuaian otomatis. Jika proses tersebut masih belum mampu menurunkan
perbedaan pendapatan yang sangat
timpang, dapat dilakukan melalui sistem perpajakan dan subsidi. Kedua sistem ini dapat digunakan sebagai
sarana untuk melakukan redistribusi
pendapatan. Penetapan pajak pendapatan
akan mengurangi pendapatan penduduk yang
pendapatannya tinggi. Sebaliknya, subsidi akan membantu penduduk yang
pendapatannya rendah, tetapi tidak salah sasaran dalam pemberiannya.
Pajak yang telah dipungut dengan menggunakan sistem tarif
progresif (semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi persentase tarifnya)
oleh pemerintah digunakan untuk
membiayai roda pemerintahan, subsidi, dan
proyek pembangunan. Dari sinilah terjadi proses redistribusi pendapatan yang
akan mengurangi terjadinya ketimpangan.
E. Inflasi
dan Indeks Harga
1. Pengertian
Inflasi
Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum secara terus- \menerus.
Inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, karena secara riil
tingkat pendapatannya juga menurun. Misalnya, besarnya inflasipada tahun yang
bersangkutan naik sebesar 7%, sementara pendapatan tetap, hal itu berarti
secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 7% yang akibatnya relatif
akan menurunkan daya beli sebesar 5%.
2. Jenis-Jenis
Inflasi
Inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat,
sebabterjadinya, dan berdasarkan asalnya.
a.
Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya,
1) Inflasi Rendah (Creeping Inflation)yaitu inflasi yang besarnya
kurang dari 10% per tahun. Inflasi ini dibutuhkan dalam ekonomi karena akan
mendorong produsen untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa.
2) Inflasi Menengah (Galloping Inflation)yaitu inflasi yang
besarnyaantara 10–30% per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya
harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini
biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, dan 30%.
3) Inflasi Berat (High Inflation)yaitu inflasi yang besarnya antara
30–100%per tahun, misalnya inflasi yang terjadi pada pertengahan dekade 1960an
yang mencapai 600%.
4) Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation)yaitu inflasi yang ditandai
olehnaiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada
kondisi ini, masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya turun
sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
b. Inflasi
Berdasarkan Sebabnya
Berdasarkan sebabnya, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
1) Demand Pull Inflation
Inflasi ini terjadi
sebagai akibat pengaruh permintaan yang tidakdiimbangi oleh peningkatan jumlah
penawaran produksi. Akibatnya, sesuai dengan hukum permintaan, jika permintaan
banyak sementara penawaran tetap, harga
akan naik. Jika hal ini berlangsung secaraterus-menerus, akan mengakibatkan
inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan
adanya pembukaankapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
2) Cost Push Inflation
Inflasi ini disebabkan
karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan olehkenaikan biaya input atau
biaya faktor produksi. Akibat naiknya biayafaktor produksi, dua hal yang dapat
dilakukan oleh produsen, yaitulangsung menaikkan harga produknya dengan jumlah
penawaran yangsama atau harga produknya naik karena penurunan jumlah produksi.
3) Bottle Neck Inflation
Inflasi ini dipicu oleh
faktor penawaran (supply) atau faktorpermintaan (demand). Jika dikarenakan
faktor penawaran makapersoalannya adalah sekalipun kapasitas yang ada sudah
terpakai tetapipermintaannya masih banyak sehingga menimbulkan inflasi.
Adapuninflasi karena faktor permintaan disebabkan adanya likuiditas yang lebih
banyak, baik itu berasal dari sisi keuangan (monetary) atau akibattingginya
ekspektasi terhadap permintaan baru.
c.
Inflasi Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
Inflasi ini timbul
karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanjanegara yang terlihat pada
anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya,biasanya pemerintah melakukan
kebijakan mencetak uang baru.
2) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Inflasi ini timbul
karena negara-negara yang menjadi mitra dagangsuatu negara mengalami inflasi
yang tinggi. Kenaikan harga-hargadi luar negeri atau di negara-negara mitra
dagang utama (antara laindisebabkan melemahnya nilai tukar) yang secara
langsung maupuntidak langsung akan menimbulkan kenaikan biaya produksi di
dalamnegeri. Kenaikan biaya produksi biasanya akan disertai dengan kenaikan
harga-harga barang.
3. Teori Inflasi
Terdapat tiga teori utama yang menerangkan mengenai inflasi, di antaranya
sebagai berikut.
a.
Teori Kuantitas
Teori ini mengacu pada
persamaan pertukaran dari Irving Fisher, yaitu MV=PT. Menurut teori ini,
terdapat tiga penyebab naiknya harga barang secara umum yang cenderung akan
mengarah pada inflasi, yaitu sebagai berikut.
1)
Jika dalam perekonomian,
jumlah uang beredar (M) dan transaksi barang produksi (T) relatif tetap, harga
(P) akan naik jika sirkulasi uang atau
kecepatan perpindahan uang (V) dari satu tangan ke tangan yang lain berlangsung cepat (masyarakat terlalu konsumtif).
2)
Jika dalam perekonomian,
kecepatan perpindahan uang (V) dan transaksi barang produksi (T) tetap, kenaikan
harga disebabkan oleh terlalu banyaknya
uang yang dicetak dan diedarkan ke masyarakat.
3)
Jika dalam perekonomian,
kecepatan perpindahan uang (V) dan jumlah
uang beredar (M) tetap, kenaikan harga disebabkan oleh turunnya transaksi barang produksi (T) secara
nasional. Dengan demikian, persentase
kenaikan harga hanya akan sebanding dengan
kenaikan jumlah uang beredar atau sirkulasi uang, tetapi tidak terhadap jumlah produksi nasional.
b. Teori
Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi karena masyarakat hidup di luar
batas kemampuan ekonominya. Teori ini memfokuskan bagaimana persaingan dalam
mendapatkan penghasilan antargolongan masyarakat dapat menimbulkan permintaan agregat yang lebih
besar daripada jumlah barang yang
tersedia.
c.
Teori Strukturalis
Teori ini disebut juga teori inflasi jangka panjang. Teori ini
menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi.
Dengan demikian, pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambat
dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya sehingga menaikkan harga bahan
makanan dan kelangkaan devisa. Hal ini berakibat pada kenaikan harga-harga barang lain sehingga
terjadi inflasi yang relatif berkepanjangan jika pembangunan sektor penghasil
bahan pangan dan industri barang ekspor tidak ditambah.
3. Dampak
Inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam
perekonomian. Adapun dampak inflasi di antaranya sebagai berikut.
a.
Jika harga barang secara
umum naik terus-menerus, masyarakat akan panik sehingga perekonomian tidak
berjalan normal, karena di satu sisi masyarakat yang berlebihan uang akan
memborong barang, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang,
akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
b.
Sebagai akibat dari
kepanikan tersebut, masyarakat cenderung untuk menarik tabungan secara
besar-besaran (rush) untuk membeli dan menumpuk barang, akibatnya bank
kekurangan dana yang berdampak pada tutup
atau bangkrut,serta rendahnya dana investasi yang tersedia.
c.
Produsen cenderung
memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara
mempermainkan harga di pasar sehingga harga akan terus naik.
d.
Distribusi barang
relatif tidak adil karena adanya penumpukkan dan konsentrasi produk pada daerah
yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi serta masyarakatnya memiliki
banyak uang.
e.
Tingkat pengangguran
cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan
produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
f.
Jika inflasi
berkepanjangan, produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan
semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
g.
Masyarakat akan semakin
selektif dalam mengonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan
konsumtifisme dapat ditekan.
4. Metode
Perhitungan Inflasi
Angka inflasi dihitung berdasarkan angka indeks yang dikumpulkan
dari beberapa macam barang yang diperjualbelikan di pasar dengan tingkat
harga masing-masing. Berdasarkan data
harga yang ada, disusunlah suatu angka di
dalam indeks. Angka indeks yang memperhitungkan semua barang yang dibeli oleh konsumen pada setiap harganya
disebut Indek Harga Konsumen (IHK) atau
Consumer Price Index (CPI).Berdasarkan IHK, dapat dihitung berapa besarnya laju
kenaikan harga-harga secara umum dalam
periode tertentu, biasanya setiap bulan,
3 bulan, dan 1 tahun. Selain menggunakan IHK, tingkat inflasi dapat dihitung dengan menggunakan GNP atau PDB
deflator. GNP atau PDB deflator yaitu
membandingkan GNP atau PDB yang diukur berdasarkan harga berlaku (GNP atau PNB nominal) terhadap
GNP atau PDB harga konstan (GNP atau PNB
riil).
Adapun rumus untuk menghitung tingkat inflasi sebagai berikut.
In = inflasi
IHK n =
Indeks Harga Konsumen tahun dasar (biasanya nilainya 100)
IHK n–1 = Indeks Harga Konsumen tahun
sebelumnya
Dfn
= GNP atau
PDB deflator berikutnya
Dfn–1 = GNP atau PDB
deflator tahun sebelumnya
Dalam perhitungan inflasi dapat dilakukan dengan menggunakan indeks
harga. Indeks harga dapat dibagi menjadi indeks harga tertimbang dan indeks
harga biasa.
a.
Indeks Harga Tertimbang
Metode ini menggunakan tahun dasar atau tahun berjalan
sebagaitimbangannya, dan dapat juga menggunakan bobot. Bobot diperoleh dari rasio
penerimaan komoditi tertentu terhadap penerimaan seluruh komoditi
yang diperjualbelikan di pasar.
Indeks harga tertimbang yang menggunakan komoditi tahun dasar
sebagai timbangannya disebut Indeks Laspeyres. Rumusnya yaitu sebagai berikut.
IL = indeks
Laspeyres
= jumlah harga komoditi tahun ke-n
= jumlah harga komoditi tahun ke-0
Q = jumlah barang
tahun ke-0
Adapun indeks harga tertimbang yang menggunakan komoditi tahun
berjalan disebut Indeks Pasche. Rumusnya yaitu sebagai berikut.
Rumus Indeks Pasche yaitu GNP atau PDB deflator, karena rumus
tersebut sama dengan:
b. Indeks Harga Biasa (Tak Tertimbang)
Metode ini menghitung besarnya kenaikkan harga dari suatu komoditi
setiap periodenya berdasarkan harga nominalnya. Rumus untuk menghitung indek harga biasa yaitu sebagai
berikut.
Pn = harga komoditi sekarang
Po = harga komoditi yang lalu
LATIHAN BAB II
A. Pilihlah
salah satu jawaban yang paling tepat.
bisa didownload yach pa.
BalasHapusTerimakasih banyak ya☺☺😊
BalasHapuscmiiiw 👋😭
BalasHapusHaluu
BalasHapusInget jodoh cerminan diri
Mending jgn ngarep punya pasangan begini dan begitu klo kita sndiri gamau mmperbaiki diri
Yg bner tuh kita yg fokus mmperbaiki diri maka yg terbaik juga akan datang atas takdir allah
lanjutan mana kak ?
BalasHapus2021 ford escape titanium hybrid - TheTianiumArTS
BalasHapus2021 ford escape tungsten titanium titanium hybrid. 2019-09-29 21:55 IST. titanium ring On a first glance, raft titanium it might appear used ford escape titanium as used ford edge titanium if it was just one of the first true gaming hardware