Senin, 23 April 2012

Materi Ekonomi SMA/MA Kls X Semester 2


Materi Ekonomi SMA/MA Kls X Semester 2
 
BAB I
KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH DAN PERMASALAHANNYA

Masalah ekonomi sama tuanya dengan usia peradaban manusia. Tetapi, ilmu ekonomi baru muncul pada abad ke-18, melalui buku AdamSmith yang berjudul An Inquiri Into the Nature and Causes of the Wealthof Nations (1776). Itulah sebabnya Adam Smith dihormati sebagai Bapak Ilmu Ekonomi Modern. Pada masa sebelumnya sebenarnya telah adapemikir yang tertarik pada masalah ekonomi. Plato, filsuf Yunani abad ke 4 SM dan Thomas Aquinas, rohaniawan Kristen abad ke-13 Masehi yang mencoba memecahkan masalah ekonomi dengan pendekatan moral dan teologis.
 Adapun Smith melihatnya dari sudut rasionalitas, misalnya, zaman dahulu kemiskinan dianggap sebagai takdir. Namun, semenjak  zaman modern (abad ke-18) kemiskinan dipandang ada kaitannya dengan ketidakmampuan bekerja produktif atau karena tidak memiliki tanah. Lebih lanjut Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam semesta yang berjalan serba teratur, sistem ekonomi pun akan mampu memulihkan dirinya sendiri, karena ada kekuatan pengatur yang disebut sebagai tangan-tangan tak terlihat (invisible hands). Dalam bahasa yang sederhana, tangan gaib adalah mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi sumber daya ekonomi berlandaskan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran.
Adam Smith sangat percaya bahwa mekanisme pasar akan menjadi alatalokasi sumber daya yang efisien, jika pemerintah tidak ikut campur dalam perekonomian. Fokus pembahasan klasik adalah analisis perilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka mencapai keseimbangan. Itu sebabnya teori klasik identik dengan teori ekonomi mikro. Depresi besar yang terjadi tahun 1930-an telah membuyarkan keyakinan terhadap pandangan klasik.
Untunglah dalam keadaan yang genting, seorang ekonom Inggris, John Maynard Keynes, menyampaikan ide dan pendapat untuk memperbaiki keadaan melalui bukunya The GeneralTheory of Employment, Interest and Money, yang terbit tahun1936. Menurut Keynes, kelemahan teori klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu idealis dan terlalu menekankan masalah ekonomi dari sisi penawaran. Keynes berpendapat untuk pemulihan dilakukan dengan memasukkan peranan pemerintah dalam perekonomian dalam rangka menstimulus sisi permintaan. Pokok pikiran Keynes telah membawa perubahan dalam ilmu ekonomi, dan berkembang menjadi ilmu ekonomi makro.
Alfred W. Stoiner dan Douglas C. Hagues membagi ilmu ekonomi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
1.       Ilmu ekonomi deskriptif (Descriptive Economic), yaitu ilmu ekonomi yang mempelajari dan mengumpulkan fakta-fakta yang ada hubungannya dengan suatu masalah.
2.       Ilmu ekonomi terapan (Applied Economic), yaitu ilmu ekonomi yang menggunakan rangka dasar umum dari analisis yang diberikan oleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.
3.       Ilmu ekonomi teori (Economic Theory), yaitu ilmu ekonomi yangmemberikan penjelasan mengenai cara suatu sistem bekerja dan ciriciri penting dari sistem tersebut Ilmu ekonomi teori dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu teoriekonomi mikro dan teori ekonomi makro.

A.     Pembagian Ilmu Ekonomi
1.      Ekonomi Mikro
Pernahkah kamu pergi ke pasar tradisional? Coba kamu perhatikan perilaku pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi. Ya, mereka saling menawar harga untuk mendapatkan kesepakatan harga atas barang atau jasa yang mereka butuhkan. Nah, dari transaksi yang terjadi di pasar itulah kamu telah belajar tentang ekonomi mikro.
Ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat bagian kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum.
Aktivitas unit-unit ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro di antaranya sebagai berikut.
a.        Mempelajari bagaimana perilaku seseorang sebagaikonsumen, sebagai pemilik sumber-sumber ekonomi dansebagai produsen.
b.       Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasamulai dari produsen sampai pada konsumen.
c.        Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan jasa itudapat terbentuk.
d.       Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukantingkat produksi agar tercapai keuntungan yang maksimum.
e.        Mempelajari bagaimana konsumen atau rumah tanggamengalokasikan pendapatannya yang sangat terbatas untukbarang dan jasa yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasanmaksimum.
Dalam teori ekonomi mikro menganggap bahwa factor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan pengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan ekonomi, yang meliputi kegiatan dalam memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan barang maupun jasa.
Adapun tiga masalah pokok ekonomi modern, yaitu sebagai berikut.
a.        What, artinya apa dan berapa banyak barang dan jasa dapat diproduksikan.
b.       How, artinya bagaimana caranya memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan.
c.        For Whom, artinya untuk siapa barang dan jasa diproduksikan.

Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi hal-hal berikut ini.
a.        Permintaan, penawaran, dan keseimbangan harga pasar.
b.       Elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
c.        Teori perilaku konsumen.
d.       Teori produksi, biaya produksi, penerimaan produsen, dan laba.
e.        Pasar persaingan sempurna.
f.         Pasar monopoli.
g.        Pasar oligopoli.
h.       Pasar persaingan monopolistik.
i.         Permintaan akan input.
j.         Mekanisme harga dan distribusi pendapatan.


2.      Ekonomi Makro
Ekonomi makro muncul seiring perkembangan ilmu ekonomi. Kamu mungkin pernah membaca atau mendengar kebijakan- kebijakan pemerintah, baik kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Nah, itu semua di pelajari dalam ekonomi makro.
Jadi, ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi dengan teori ekonomi makro yang yang mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah hubungan antarvariabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, utang pemerintah, dan sebagainya.
Hubungan di antara variabel-variabel tersebut, dapat bersifat kausal (sebab akibat) dan bersifat fungsional (saling mempengaruhi). Bersifat hubungan kausal (sebab akibat), seperti hubungan antara jumlah uang beredar dengan laju inflasi, hubungan antara meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah dengan menurunnya tingkat pengangguran, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat hubungan fungsional (saling memengaruhi), seperti hubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan investasi, hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan, dan sebagainya.
Secara matematis hubungan fungsional tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

a.        Y = C + I, di mana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi,dan I adalah investasi.
b.       Y = C + S, di mana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi,dan S adalah tabungan.

Oleh karena itu, dengan mempelajari ekonomi makro kita akan menjadi lebih mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam suatu perekonomian.
Adapun ekonomi makro menjelaskan tentang hal-hal berikut ini.
a.        Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkatkegiatan dalam perekonomian.
b.       Pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untukmewujudkan prestasi kegiatan ekonomi pada tingkat yang dikehendaki.
Selanjutnya, berdasarkan ruang lingkupnya menunjukkan bahwa teori ekonomi makro bertujuan memberikan gambaran tentang bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan dapat menjalankan kegiatannya.
Teori ekonomi makro bertitik tolak pada teori yang dkemukakan oleh ahli ekonomi Inggris yang bernama John Maynard  Keynes, dalam bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money pada tahun 1936, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu:
a.        kritik atas pandangan ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatunegara, dan
b.       pengeluaran agregat, yaitu pembelanjaan masyarakat atasbarang dan jasa menjadi faktor utama yang menentukantingkat kegiatan ekonomi suatu negara.

Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi makro meliputi hal-hal berikut ini.
a.        Penghitungan pendapatan nasional.
b.       Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor.
c.        Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
d.       Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan.
e.        Uang bank, dan penciptaan uang.
f.         Kebijakan moneter dan uang yang beredar.
g.        Pasar uang dan pasar tenaga kerja.
h.       Teori inflasi.
i.         Perdagangan luar negeri, nilai valuta asing, dan neraca pembayaran.
j.         Perdagangan luar negeri dan tingkat keseimbangan
k.        Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.

B.     Masalah yang Dihadapi Pemerintah dalam Bidang Ekonomi
Permasalahan ekonomi yang dihadapi suatu negara sangatlah banyak dan kompleks seperti pengangguran, kenaikan harga, dan pertumbuhan ekonomi. Permasalahan yang muncul seperti di atas mempunyai akibat yang buruk terhadap jalannya perekonomian suatu negara dan mengganggu kestabilan ekonomi negara.
Secara ringkas, permasalahan utama ekonomi makro dapat dikemukakan sebagai berikut.

1.       Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan perekonomian untuk menyediakan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah, dan kemakmuran masyarakat meningkat. Hal ini merupakan masalah ekonomi jangka panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun). Oleh karena itu, kita harus menciptakan keserasian atau keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.

2.       Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi
Perekonomian suatu negara tidak selalu berkembang secara teratur atau dengan kata lain kegiatan perekonomian mengalami naik turun. Adakalanya perekonomian berkembang sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Namun, pada periode yang lainnya perekonomian mengalami kemunduran, bahkan adakalanya mengalami kemerosotan dan berada pada titik terendah. Pergerakan naik turun kegiatan perekonomian suatu negara yang menyebabkan tidak stabilnya kegiatan ekonomi dalam jangka panjang dinamakan konjungtur.

3.       Masalah Pengangguran dan Inflasi
Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperoleh pekerjaan.
Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat, artinya berkurangnya permintaan masyarakat atas barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu perusahaan (pabrik). Dengan kejadian ini pengusaha mengalami kerugian sehingga mengurangi produksinya, akibatnya perusahaan mengurangi pekerja yang berdampak pada bertambahnya pengangguran.
Di sisi lain, kondisi ekonomi suatu negara mengalami kenaikan harga yang terus-menerus, sehingga terjadi inflasi yang sangat merugikan masyarakat, terutama golongan ekonomi lemah. Hal ini terjadi antara lain karena tingkat pengeluaran agregat yangmelebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barangdan jasa,  pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah, meningkatnya biaya produksi barang dan jasa, meningkatnya jumlah uang yang beredar, serta berkurangnya jumlah barang di pasaran.
4.       Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Istilah perekonomian terbuka berarti perekonomian yang mempunyai hubungan ekonomi  dengan negara lain, terutama dilakukan dengan menjalankan kegiatan ekspor dan impor, yang nantinya akan menentukan besarnya neraca perdagangan.
Di samping neraca perdagangan, neraca pembayaran juga sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Oleh karena neraca pembayaran merupakan suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan Negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara lain.
Apabila neraca pembayaran mengalami defisit, yang berarti ekspor lebih kecil daripada impor, maka akan berakibat buruk terhadap kegiatan perekonomian, karena pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, deficit neraca pembayaran akan mempunyai efek yang buruk atas prestasi kegiatan ekonomi, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Untuk itu, suatu negara berusaha untuk menghindari keadaan defisit neraca pembayaran.

C.      Kebijakan Ekonomi Makro
Berpijak dari masalah-masalah yang muncul dalam kegiatan perekonomian secara makro, maka bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan oleh suatu negara tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dalam ekonomi makro. Untuk itulah perlu dipahami terlebih dahulu tujuan dari kegiatan perekonomian suatu negara secara makro.

1.       Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro
Kebanyakan suatu negara menginginkan keadaan perekonomian yang ideal dengan mengarahkan tujuan darikebijakan ekonomi makro pada hal-hal berikut ini.
a.        Peningkatan Kesempatan Kerja (employment)
Artinya suatu kegiatan perekonomian diusahakan untuk dapat menciptakan kesempatan kerja yang tinggi dan harus
dijaga supaya tidak timbul pengangguran, karena pengangguran tidak diinginkan oleh suatu negara atau masyarakat.
b.        Peningkatan Kapasitas Produksi Nasional
Kapasitas produksi nasional merupakan kemampuan suatu negara dalam meningkatkan produksi nasional yang
nantinya akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi suatu negara
c.         Tingkat Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi mencerminkan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian
mengalami peningkatan, yang akhirnya akan dapat meningkatkan kemakmuran dan pendapatan per kapita suatu negara.
d.        Neraca Pembayaran Luar Negeri
Artinya pemerintah mengusahakan neraca pembayaran internasional agar tidak mengalami defisit, dan berusaha
meningkatkan kegiatan ekspor sehingga dapat meningkatkan devisa negara.
e.        Kestabilan Keadaan Perekonomian
Kestabilan perekonomian yang dicapai dapat berupa kestabilan tingkat pendapatan, kestabilan tingkat kesempatan kerja, dan kestabilan tingkat harga barang yang berlaku di pasar.
f.         Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara otomatis meningkatkan pendapatan nasional suatu negara. Dengan
demikian, kegiatan perekonomian juga akan meningkat dalam jangka panjang.
g.        Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan yang lebih merata pada umumnya dianggap sama dengan distribusi pendapatan yang adil.
Pemerataan pendapatan merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh suatu negara, sehingga secara makro
kemakmuran masyarakat akan dapat tercapai.
h.        Tingkat Inflasi
Kenaikan harga yang berlaku ditekan seminimal mungkin dimaksudkan agar masyarakat tidak mengalami kesulitan
dalam menjalankan kegiatan ekonominya.

2.       Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro

Beberapa bentuk kebijakan yang harus dijalankan oleh suatu negara, di antaranya sebagai berikut.
a.        Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan dalam pendapatan dan
pengeluaran negara dengan maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian atau memengaruhi jalannya perekonomian. Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat memengaruhi tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi nasional, distribusi pendapatan nasional, dan sebagainya.
b.        Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dijalankan oleh bank sentral (Bank Indonesia) untuk
memengaruhi atau mengubah penawaran uang dalam masyarakat atau mengubah tingkat bunga (memengaruhi
jumlah uang yang beredar), dengan maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Salah satu cara untuk melakukan kebijakan moneter adalah dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga
yang berlaku. Jika tingkat suku bunga rendah, maka pengusaha akan menambah modalnya (investasinya). Sebaliknya jika tingkat bunga tinggi, maka pengusaha akan mengurangi modalnya (investasinya) dan cenderung untuk memperbanyak tabungan.
c.         Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan yang memengaruhi pengeluaran agregat. Dengan
demikian kebijakan fiskal dan moneter merupakan kebijakan dari segi permintaan.
Di samping melalui permintaan, kegiatan perekonomian juga dapat dipengaruhi dari segi penawaran. Kebijakan segi
penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatanperusahaan sehingga dapat menawarkan barang dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Kebijakan segi penawaran lebih menekankan pada peningkatan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja (dengan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga) dan peningkatan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya. Cara ini dilakukan pemerintah dengan memberi insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang diproduksikan.

EVALUASI BAB I
A.       Pilihan Ganda

1.       John Maynard Keynes, pelopor aliran baruteori ekonomi, mengemukakan factor penting yang sangat menentukanperkembangan ekonomi adalah ….
a.        teknologi
b.       penemuan baru
c.        tabungan dan investasi
d.       jumlah tenaga kerja
e.        kekayaan alam
2.       Berikut tujuan kebijakan ekonomi makrokecuali ….
a.        peningkatan kesempatan kerja yangtinggi
b.       peningkatan pendapatan produksinasional
d.       peningkatan pendapatan nasional
e.        peningkatan pertumbuhan ekonomi
f.         peningkatan harga barang yangberlaku di pasar
3.       Ilmu ekonomi merupakan bagian darI ilmu sosial yang mempelajari perilakumanusia dalam ….
a.        memanfaatkan sumber daya yangterbatas untuk memenuhi kebutuhanmanusia yang tidak terbatas
b.       memanfaatkan sumber daya bebasuntuk memenuhi kebutuhan manusiayang tidak terbatas
c.        menganalisis biaya dan manfaat daripeningkatan alokasi sumber dayabebas
d.       menganalisis pengeluaran yangsemaksimal mungkin daripeningkatan alokasi sumber daya
e.        mendeskripsikan berbagai macamkebutuhan yang bersifat primer
4.       Berikut ini adalah variabel-variabel yangmenjadi pokok perhatian ilmu ekonomi makro, kecuali ….
a.        inflasi
b.       pertumbuhan ekonomi
c.        pengangguran
d.       kurs
e.      harga
5.       Ilmu ekonomi mikro merupakan ilmuyang mempelajari aktivitas ekonomi yangbersifat parsial atau bagian kecil. Salah satuaktivitas yang dimaksud adalah ….
a.        mempelajari arus barang dan jasamulai dari produsen sampai dengankonsumen
b.       mempelajari kebijakan pemerintah dibidang fiskal dan moneter
c.        mempelajari berbagai macamkebutuhan manusia yang bersifat tidak terbatas
d.       mempelajari peningkatan pertumbuhan pendapatan nasional
e.        mempelajari gejala-gejala inflasi suatu Negara
6.       Berikut ini tujuan umum kebijakanekonomi makro, kecuali ….
a.        pertumbuhan ekonomi tinggi
b.       pengangguran rendah
c.        inflasi rendah
d.       stabilitas nilai tukar
e.        penetapan harga maksimum
7.       Berikut yang merupakan hubunganbersifat fungsional dalam ilmu ekonom makro adalah ….
a.        hubungan antara jumlah uang yangberedar dengan laju inflasi
b.       hubungan antara pendapatan denganpengeluaran konsumsi dan tabungan
c.        hubungan antara kenaikan harga BBMdengan kenaikan harga barang di pasar
d.       hubungan antara upah  tenaga kerjadengan jumlah produksi
e.        hubungan antara  kenaikan biayaproduksi dengan kenaikan hargabarang poduksi
8.       Kebijakan pemerintah di bidang ekonomidengan tujuan untuk memengaruhijumlah uang yang beredar disebut ….
a.        kebijakan moneter
b.       kebijakan fiskal
c.        kebijakan anggaran
d.       kebijakan devaluasi
e.        kebijakan harga minimum
9.       Tokoh ekonomi yang berpengaruh besardalam ekonomi makro adalah JohnMaynard Keynes, dengan bukunya yangberjudul ….
a.        The General Theory of Money
b.       An Inquiry into The Nature and Causesof The Wealth of Nations
c.        The Principle of Political Economy andTaxation
d.       The General Theory of Employment,Interest, and Money Traite
e.        Economique Politique
10.    Penggunaan kapasitas pabrik dengan full
capacity (kapasitas penuh) artinya ….
a.        produksi maksimal yang dapat dicapaipabrik tersebut
b.       posisi biaya total mulai naik
c.        tingkat produksi dengan biaya per unitpaling besar
d.       tingkat produksi dengan biaya per unitpaling kecil
e.        tingkat produksi biaya tetap mulainaik


B.       Jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini!
1.       Prinsip dasar yang melahirkan ilmu ekonomi mencakup dua hal, jelaskan!
2.       Jelaskan tiga masalah pokok dalam ekonomi modern, yang menjadi pokok pembahasan ekonomi mikro!
3.       Rumuskan perbedaan ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro!
4.       Terdapat dua hal yang dikemukakan John Maynard Keynes dalam menjelaskan teori ekonomi makro. Jelaskan kedua hal tersebut!
5.       Bagaimana cara pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi di Indonesia pada saat ini?.





















BAB II
PENDAPATAN NASIONAL

A.     Konsep Pendapatan Nasional
Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui  berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga umum, dan posisi neraca pembayaran suatu negara.
Pendapatan nasional dapat didefinisikan sebagai:
·         Nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negra dalam satu periode tertentu (satu tahun);
·         Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan
·         Jumlah pendapatan yang diterima faktor-faktor produkdi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa

Jika dilihat dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, pendapatannasional dapat dikelompokkan menjadi:

1.       Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) yaitu nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. GDP dihitung dengan menjumlahkan semua hasil produksi barang dan jasa dari masyarakat yang tinggal di suatu negara, ditambah warga negara asing yang bekerja di negara tersebut.Selain PDB, kita mengenal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh masyarakat yang tinggal di suatu daerah (region).

2.       Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) yaitu seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara suatu negara tertentu di manapun berada dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. PNB dapat dirumuskan sebagai berikut.

PNB = PDB – PFPN               

Pendapatan Faktor Produksi Neto (PFPN) merupakan selisih antara pendapatan atau produk yang dihasilkan oleh masyarakat yang berada di luar negeri (FPLN) dan pendapatan atau produk yang dihasilkan oleh masyarakat asing di dalam negeri (FPDN).Umumnya, PFPN negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia bernilai negatif. Artinya, impor faktor produksi lebih besar daripada ekspor faktor produksi. Oleh karena itu, di negara sedang berkembang nilai PNB lebih kecil daripada nilai PDB.

3.       Produk Nasional Neto (Net National Product)
Produk Nasional Neto (PNN) yaitu seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu biasanya satu tahun, setelah dikurangi penyusutan dan barang pengganti modal. PNN dapat dirumuskan sebagai berikut.

PNN = PNB – (Penyusutan + Barang pengganti modal)

Produk GNP menyebabkan barang modal yang ada menjadi habis, misalnya mesin menjadi habis karena digunakan. Jika sumber daya ini tidak digunakan untuk menggantikan barang modal yang ada, GNP tidak mungkin dipertahankan pada periode yang berlaku.
4.       Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)
Net National Income yaitu jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dalam periode tertentu biasanya satu tahun, setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax). Pajak tidak langsung yaitu pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain, misalnya pajak penjualan, pajak impor, bea ekspor, dan cukai. Pendapatan Nasional (PN) dapat dirumuskan sebagai berikut.

PN = PNN – Pajak tidak langsung

5.       Pendapatan Perseorangan (Personal Income)
Pendapatan perseorangan yaitu jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat. Besarnya PI yaitu PNN ditambah transfer payment (TP) dikurangi iuran jaminan sosial (IJS), iuran asuransi (IA), laba ditahan (LD), dan pajak perseorangan (PP). Pendapatan perseorangan dapat dirumuskan sebagaiberikut.

PI = (PNN + TP) – (IJS + IA + LD + PP)

6.       Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (Disposable Income)
Pendapatan disposabel yaitu pendapatan yang diterima masyarakat dan siap untuk dibelanjakan penerimanya, setelah dikurangi pajak langsung. Besarnya untuk DI yaitu PI setelah dikurangi dengan pajak langsung, dapat dirumuskan sebagai berikut

DI = PI – Pajak langsung

Untuk dapat lebih memahami konsep pendapatan nasional dan caramenghitungnya, perhatikan contoh berikut :

Contoh 5.1
Jika diketahui GDP Indonesia adalah Rp150 miliar, PFPN Rp5miliar, pajak tidak langsung Rp7,465 miliar, penyusutan Rp4,345miliar, transfer payment Rp6,235 miliar, laba ditahan Rp5,355miliar, dan pajak langsung Rp13 miliar. Hitunglah besarnya:
a) GNP;
b) NNP;
c) NNI;
d) PI;
e) DI.

Jawab.
a.        GNP = GDP – PFPN
= Rp150 miliar – Rp5 miliar
= Rp145 miliar
b.       NNP = GNP – Penyusutan
= Rp145 miliar – Rp4,345 miliar
= Rp140,655 miliar
c.        NNI = NNP – Pajak tidak langsung
= Rp140,655 miliar – Rp7,465 miliar
= Rp133,19 miliar
d.       PI = (NNI + TP) – (LD)
= (Rp133,19 miliar + Rp6,235 miliar) – Rp5,355miliar
= Rp134,07miliar
d) DI      = PI – Pajak langsung
= Rp134,07 miliar – Rp13 miliar
= Rp121,07 miliar
7.       Pendapatan per Kapita (Income per Capita)
Pendapatan per kapita (income per capita) yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada periode tertentu, biasanya satu tahun.  Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah nilai barang dan  jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu  periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional  pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada  tahun tersebut.
Konsep pendapatan nasional yang biasa dipakai dalam menghitung pendapatan per kapita pada umumnya yaitu Produk Domestik Bruto  (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB). Dengan demikian, pendapatan per kapita dari suatu negara dapat dihitung dengan meng gunakan rumus  sebagai berikut.
Manfaat mempelajari pendapatan per kapita sebagai berikut:
a.        mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu negara;
b.       mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat di  berbagai negara;
c.        mengelompokkan suatu negara berdasarkan pengelompokan Bank  Dunia;
d.       memperkirakan syarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara dalam  mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

B.     Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi (output approach), pendekatan pendapatan (income approach), dan pendekatan pengeluaran (expenditure  approach). Setiap pendekatan melihat pendapatan nasional dari sudut pandang yang berbeda, tetapi hasilnya saling melengkapi.

1.       Pendekatan Produksi
Menurut metode ini, Pendapatan nasional atau PDB yaitu total output (produksi) yang dihasilkan oleh masyarakat dalam perekonomian suatu negara. Cara perhitungan pendapatan nasional menurut pendekatan  produksi dalam praktiknya yaitu dengan membagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi. Jumlah output setiap sektor merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor lain, atau merupakan input bagi sektor ekonomi yang lainnya. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi perhitungan ganda (double accounting) atau bahkan multiple accounting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindarkan hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan yaitu nilai tambah (value added) setiap sektor.
Nilai tambah yaitu selisih antara nilai output dan nilai input antara. Untuk mengetahui besarnya nilai tambah, digunakan rumus sebagai berikut :

NT = NO – NI

NT  = nilai tambah
NO = nilai output
NI = nilai input antara
Seharusnya harga setiap barang sudah mencakup biaya bahan baku. Biaya tersebut dihitung pada setiap perusahaan dan setiap sektor. Jadi biaya atau harga bahan baku dikurangkan dari harga produk perusahaan. Sisa pengurangan ini disebut nilai tambah (value added). Nilai tambah merupakan sumbangan perusahaan terhadap produk nasional.
Contoh pada pabrik tekstil. Perhitungan nilai tambah pada penetapan satu meter Rp5.000,00 kain dan harga bahan mentahnya berupa benang dan zat pewarna yang dibeli dari perusahaan lain seharga Rp4.000,00. Nilai  tambah sumbangan pabrik tekstil yaitu Rp1.000,00. Hanya nilai tambah inilah yang dihitung dalam pendapatan nasional.

Dimisalkan pengambilan kayu hutan tidak membayar biaya untuk menebang kayu di  hutan. Dengan demikian nilai tambah yang diciptakan  penebang kayu hutan yaitu Rp50 ribu. Secara keseluruhan nilai tambah  yang diciptakan oleh keempat kegiatan ekonomi tersebut dapat dilihat  pada Tabel 5.2 berikut.

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh keempat kegiatan itu adalah:  (50 + 150 + 400 + 200) = Rp800 ribu.
Dengan demikian besarnya PDB dengan menggunakan pendekatan
produksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
*      = jumlah
i       = sektor produksi ke – 1, 2, 3, …, n
NT = nilai tambah

Penggunaan cara ini memiliki dua tujuan sebagai berikut.
a.        Mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam menghasilkan pendapatan nasional.
b.       Sebagai salah satu cara untuk menghindari perhitungan dua kali atau  berulang kali. Angka yang dihitung hanya nilai produk neto pada  berbagai tahap proses produksi.
Nilai tambah berbeda dengan keuntungan (laba). Nilai tambah yaitu nilai produksi barang akhir dikurangi biaya bahan mentah. Di dalamnya termasuk keuntungan sebagai balas jasa faktor kewirausahaan (pengusaha). Adapun keuntungan yaitu nilai produksi barang akhir (hasil penjualan barang akhir) dikurangi biaya produksi berupa bahan mentah, sewa, upah/gaji, dan bunga modal.

2.       Pendekatan Pendapatan
Pendapatan nasional menurut metode ini  memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Untuk memproduksi output dibutuhkan input berupa tenaga kerja, barang modal, dan uang dan kemampuan entrepreneurship. Kemampuan entrepreneurhip yaitu kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka yang memiliki kemampuan entrepreneurship dikenal sebagai pengusaha.
Balas jasa untuk tenaga kerja yaitu upah atau gaji, untuk barang modal yaitu pendapatan sewa, untuk pemilik uang yaitu pendapatan bunga, sedangkan untuk pengusaha yaitu keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN). Pendapatan Nasional menurut pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut.
r= pendapatan sewa (rent)
w = upah atau gaji (wage)
i = pendapatan bunga (interest)
p = keuntungan (profit)
3.       Pendekatan Pengeluaran
Pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran, merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu  perekonomian, yaitu konsumsi rumah tangga, pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto.
a.        Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis pakai dalam waktu satu tahun atau kurang, maupun barang dan jasa yang dapat dipakai lebih dari setahun.
b.       Pengeluaran Investasi
Pengeluaran investasi merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Termasuk dalam pengeluaran investasi yaitu perubahan stok, baik berupa  barang jadi maupun barang setengah jadi.
c.        Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah yaitu pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir. Adapun pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah.
d.       Ekspor Neto
Ekspor bersih atau neto yaitu selisih antara nilai ekspor dan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor. Begitu juga sebaliknya. Perhitungan ekspor neto dilakukan jika perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia).

Pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran dapat dihitung, dengan rumus sebagai berikut.
PDB= Produk Domestik Bruto
C= konsumsi perseorangan
I = investasi
G = pengeluaran konsumsi pemerintah
X = ekspor Entrepreneurship
M = impor

Analisis Ekonomi 5.2
1.       Kerjakan secara individu.
2.       Jika diketahui besarnya konsumsi rumah tangga Rp5,3 juta, investasi sebesar Rp7 juta, pengeluaran pemerintah sebesar Rp10 juta, ekspor sebesar Rp3,5  juta, dan impor Rp2,5 juta.
3.       Hitunglah besarnya pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan  pengeluaran.

C.      Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
Manfaat menghitung pendapatan nasional, di antaranya, yaitu:
1.       Mengetahui Struktur Perekonomian Suatu Negara
Dengan menghitung pendapatan nasional, dapat diketahui struktur perekonomian suatu negara, apakah agraris atau industri. Jika pendapatan nasional yang lebih dominan berasal dari sektor agraris, struktur perekonomian negara tersebut bersifat agraris.
2.       Mengetahui Perkembangan Perekonomian dari Tahun ke Tahun
Setiap tahunnya, negara melakukan perhitungan pendapatan nasional. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan perekonomian, apakah mengalami kemajuan, tetap, atau mengalami kemunduran
3.       Mengetahui Tingkat Kemakmuran Masyarakat
Tingkat kemakmuran masyarakat dapat diketahui melalui perhitungan
pendapatan nasional. Jika nilai pendapatan nasional semakin tinggi, tingkat
kemakmuran masyarakat suatu negara semakin tinggi pula.
4.       Membandingkan Perekonomian Antarnegara
Perhitungan pendapatan nasional dapat membandingkan perekonomian antarnegara, apakah negara tersebut tergolong negara maju, negara berkembang, atau masih terbelakang?
5.       Pedoman Pengambilan Kebijakan Ekonomi Nasional
Perhitungan pendapatan nasional, dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan perekonomian nasional, agar kegiatan-kegiatan pembangunan dapat berjalan serasi dan seimbang sesuai tujuan yang dikehendaki.

D.     Perbandingan PDB dan Pendapatan  per Kapita dengan Negara Lain
1.       Hubungan Pendapatan Nasional, Jumlah Penduduk,  dan Pendapatan per Kapita
Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan kumpulan pendapatan masyarakat suatu negara. Tinggi rendahnya pendapatan nasional akan  memengaruhi tinggi rendahnya pendapatan per kapita negara yang  bersangkutan. Selain itu, jumlah penduduk juga akan memengaruhi jumlah pendapatan per kapita suatu negara.
Tingginya pendapatan nasional suatu negara tidak menjamin pendapatan per kapitanya juga tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk akan  menentukan tinggi rendahnya pendapatan per kapita.Bank Dunia (World Bank) mengelompokkan negara-negara berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan per kapita, yaitu sebagai berikut.
Kategori
Kisaran PNB perkapitanya
Negara berpendapatan rendah (low income economies),
≤ US$520
Negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income economies),
antara US$521 s/dUS$1.740.
Negara berpendapatan menengah (middle income economies),
antara US$1.741 s/d US$2.990
Negara berpendapatan menengah tinggi (upper middle income economies),
antara US$2.991 s/d US$4.870.
Negara berpendapatan tinggi (high income economies),
antara US$4.871 s/dUS$25.480

2.       Perbandingan Pendapatan per Kapita Indonesia dengan Negara Lain
Sementara itu, pertumbuhan PNB riil per kapita di dunia dapat
dilihat pada Tabel 5.6 berikut.

Berdasarkan Tabel 5.6, pada 1998, saat terjadi krisis moneter, pertumbuhan PNB riil per kapita di dunia mengalami penurunan  sebagaimana halnya Indonesia, kecuali negara-negara tertentu seperti  Amerika Serikat, Jerman, Kanada, dan Prancis. Hal ini terjadi, karena  di dunia yang arus globalisasinya semakin gencar, kejadian atau masalah  yang terjadi di suatu negara atau kawasan tertentu akan berdampak pula  pada negara lainnya.
Untuk membandingkan pendapatan per kapita antara negara yangsatu dan negara yang lain, pendapatan per kapita setiap negara dinyatakan dalam dolar AS (US$). Dalam menghitung pendapatan per kapita, dapat dilakukan dua macam perhitungan, yaitu berdasarkan harga yang berlaku (riil) dan harga konstan (tetap).
Perhitungan menurut harga berlaku, berguna untuk memberigambaran mengenai kemampuan daya beli rata-rata penduduk negara terhadap barang-barang. Selain itu, sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran suatu negara dengan negara lain. Pendapatan per kapita menurut harga konstan menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran suatu negara. Perhitungan pendapatan per kapita, dapat dilihat pada rumus sebagai berikut.
3.       Distribusi Pendapatan Nasional
Distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana pendapatan  nasional yang tinggi mampu menciptakan perubahan dan perbaikan dalam masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan, penganguran, dan kesulitan-kesulitan lain dalam masyarakat. Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum.
Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja. Perbedaan pendapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi. Pihak yang memiliki faktor produksi yang lebih banyak akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak juga. Ada sejumlah alat atau media untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Alat atau media yang lazim digunakan oleh bank  dunia yaitu Koefisien Gini (Gini Ratio). Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang disebut Kurva  Lorenz. Kurva ini memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase jumlah penduduk dan persentase pendapatan yang benar-benar diperoleh  selama kurun waktu tertentu, biasanya setahun. Untuk mengetahui  ketimpangan distribusi pendapatan, perhatikan Kurva 5.1 berikut.
Dari Kurva 5.1, sumbu horizontal menggambarkan persentase jumlah penduduk, adapun sumbu vertikal menyatakan bagian dari total  pendapatan yang diterima oleh penduduk tersebut. Garis diagonal di  tengah disebut garis kemerataan sempurna, karena setiap titik pada garis  diagonal merupakan tempat kedudukan persentase jumlah penduduk yang  sama dengan persentase penerimaan pendapatan.
Semakin jauh jarak garis Kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin  tinggi tingkat ketidakmerataannya. Sebaliknya, semakin dekat jarak Kurva  Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi  pendapatannya. Pada Kurva 5.1, besarnya ketimpangan digambarkan  sebagai daerah yang diarsir.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa, distribusi pendapatan  semakin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya,  suatu distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika nilai  Koefisien Gini makin mendekati satu. Perhatikan Tabel 5.7 berikut.
Selain penggunaan Koefisien Gini, untuk melihat distribusi pendapatan dapat menggunakan kriteria yang ditentukan Bank Dunia  (World Bank). berikut.
Menurut teori neoklasik, perbedaan kepemilikan faktor produksi, akan berkurang melalui suatu proses penyesuaian otomatis. Jika proses  tersebut masih belum mampu menurunkan perbedaan pendapatan yang  sangat timpang, dapat dilakukan melalui sistem perpajakan dan subsidi.  Kedua sistem ini dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan  redistribusi pendapatan.  Penetapan pajak pendapatan akan mengurangi pendapatan penduduk  yang pendapatannya tinggi. Sebaliknya, subsidi akan membantu penduduk yang pendapatannya rendah, tetapi tidak salah sasaran dalam pemberiannya.
Pajak yang telah dipungut dengan menggunakan sistem tarif progresif (semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi persentase tarifnya) oleh  pemerintah digunakan untuk membiayai roda pemerintahan, subsidi, dan  proyek pembangunan. Dari sinilah terjadi proses redistribusi pendapatan yang akan mengurangi terjadinya ketimpangan.

E.       Inflasi dan Indeks Harga
1.       Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum secara terus- \menerus. Inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Misalnya, besarnya inflasipada tahun yang bersangkutan naik sebesar 7%, sementara pendapatan tetap, hal itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 7% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5%.

2.       Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, sebabterjadinya, dan berdasarkan asalnya.
a.        Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya,
1)      Inflasi Rendah (Creeping Inflation)yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun. Inflasi ini dibutuhkan dalam ekonomi karena akan mendorong produsen untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa.
2)      Inflasi Menengah (Galloping Inflation)yaitu inflasi yang besarnyaantara 10–30% per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, dan 30%.
3)      Inflasi Berat (High Inflation)yaitu inflasi yang besarnya antara 30–100%per tahun, misalnya inflasi yang terjadi pada pertengahan dekade 1960an yang mencapai 600%.
4)      Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation)yaitu inflasi yang ditandai olehnaiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini, masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya turun sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
b.       Inflasi Berdasarkan Sebabnya
Berdasarkan sebabnya, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1)      Demand Pull Inflation
Inflasi ini terjadi sebagai akibat pengaruh permintaan yang tidakdiimbangi oleh peningkatan jumlah penawaran produksi. Akibatnya, sesuai dengan hukum permintaan, jika permintaan banyak sementara  penawaran tetap, harga akan naik. Jika hal ini berlangsung secaraterus-menerus, akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaankapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
2)      Cost Push Inflation
Inflasi ini disebabkan karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan olehkenaikan biaya input atau biaya faktor produksi. Akibat naiknya biayafaktor produksi, dua hal yang dapat dilakukan oleh produsen, yaitulangsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yangsama atau harga produknya naik karena penurunan jumlah produksi.
3)      Bottle Neck Inflation
Inflasi ini dipicu oleh faktor penawaran (supply) atau faktorpermintaan (demand). Jika dikarenakan faktor penawaran makapersoalannya adalah sekalipun kapasitas yang ada sudah terpakai tetapipermintaannya masih banyak sehingga menimbulkan inflasi. Adapuninflasi karena faktor permintaan disebabkan adanya likuiditas yang lebih banyak, baik itu berasal dari sisi keuangan (monetary) atau akibattingginya ekspektasi terhadap permintaan baru.
c.        Inflasi Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1)      Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
Inflasi ini timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanjanegara yang terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya,biasanya pemerintah melakukan kebijakan mencetak uang baru.
2)      Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Inflasi ini timbul karena negara-negara yang menjadi mitra dagangsuatu negara mengalami inflasi yang tinggi. Kenaikan harga-hargadi luar negeri atau di negara-negara mitra dagang utama (antara laindisebabkan melemahnya nilai tukar) yang secara langsung maupuntidak langsung akan menimbulkan kenaikan biaya produksi di dalamnegeri. Kenaikan biaya produksi biasanya akan disertai dengan kenaikan harga-harga barang.

3. Teori Inflasi
Terdapat tiga teori utama yang menerangkan mengenai inflasi, di antaranya sebagai berikut.
a.        Teori Kuantitas
Teori ini mengacu pada persamaan pertukaran dari Irving Fisher, yaitu MV=PT. Menurut teori ini, terdapat tiga penyebab naiknya harga barang secara umum yang cenderung akan mengarah pada inflasi, yaitu sebagai berikut.
1)      Jika dalam perekonomian, jumlah uang beredar (M) dan transaksi barang produksi (T) relatif tetap, harga (P) akan naik jika sirkulasi  uang atau kecepatan perpindahan uang (V) dari satu tangan ke tangan  yang lain berlangsung  cepat (masyarakat terlalu konsumtif). 
2)      Jika dalam perekonomian, kecepatan perpindahan uang (V) dan transaksi barang produksi (T) tetap, kenaikan harga disebabkan oleh  terlalu banyaknya uang yang dicetak dan diedarkan ke masyarakat.
3)      Jika dalam perekonomian, kecepatan perpindahan uang (V) dan  jumlah uang beredar (M) tetap, kenaikan harga disebabkan oleh  turunnya transaksi barang produksi (T) secara nasional.  Dengan demikian, persentase kenaikan harga hanya akan sebanding  dengan kenaikan jumlah uang beredar atau sirkulasi uang, tetapi tidak terhadap  jumlah produksi nasional.
b.       Teori Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi karena masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Teori ini memfokuskan bagaimana persaingan dalam mendapatkan penghasilan antargolongan masyarakat dapat  menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar daripada jumlah barang  yang tersedia.
c.        Teori Strukturalis
Teori ini disebut juga teori inflasi jangka panjang. Teori ini menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi. Dengan demikian, pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Hal ini berakibat pada  kenaikan harga-harga barang lain sehingga terjadi inflasi yang relatif berkepanjangan jika pembangunan sektor penghasil bahan pangan dan industri barang ekspor tidak ditambah.

3.       Dampak Inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian. Adapun dampak inflasi di antaranya sebagai berikut.
a.        Jika harga barang secara umum naik terus-menerus, masyarakat akan panik sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi masyarakat yang berlebihan uang akan memborong barang, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
b.       Sebagai akibat dari kepanikan tersebut, masyarakat cenderung untuk menarik tabungan secara besar-besaran (rush) untuk membeli dan menumpuk barang, akibatnya bank kekurangan dana yang berdampak pada tutup  atau bangkrut,serta rendahnya dana investasi yang tersedia.
c.        Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasar sehingga harga akan terus naik.
d.       Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukkan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi serta masyarakatnya memiliki banyak uang.
e.        Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
f.         Jika inflasi berkepanjangan, produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
g.        Masyarakat akan semakin selektif dalam mengonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan.

4.       Metode Perhitungan Inflasi
Angka inflasi dihitung berdasarkan angka indeks yang dikumpulkan dari beberapa macam barang yang diperjualbelikan di pasar dengan tingkat harga  masing-masing. Berdasarkan data harga yang ada, disusunlah suatu angka  di dalam indeks. Angka indeks yang memperhitungkan semua barang yang  dibeli oleh konsumen pada setiap harganya disebut Indek Harga Konsumen  (IHK) atau Consumer Price Index (CPI).Berdasarkan IHK, dapat dihitung berapa besarnya laju kenaikan  harga-harga secara umum dalam periode tertentu, biasanya setiap bulan,  3 bulan, dan 1 tahun. Selain menggunakan IHK, tingkat inflasi dapat  dihitung dengan menggunakan GNP atau PDB deflator. GNP atau PDB  deflator yaitu membandingkan GNP atau PDB yang diukur berdasarkan  harga berlaku (GNP atau PNB nominal) terhadap GNP atau PDB harga  konstan (GNP atau PNB riil).
Adapun rumus untuk menghitung tingkat inflasi sebagai berikut.

In            = inflasi
IHK n       = Indeks Harga Konsumen tahun dasar (biasanya nilainya 100) 
IHK   n–1                 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya
Dfn
                = GNP atau PDB deflator berikutnya
Dfn–1     = GNP atau PDB deflator tahun sebelumnya

Dalam perhitungan inflasi dapat dilakukan dengan menggunakan indeks harga. Indeks harga dapat dibagi menjadi indeks harga tertimbang dan indeks harga biasa.
a.        Indeks Harga Tertimbang
Metode ini menggunakan tahun dasar atau tahun berjalan sebagaitimbangannya, dan dapat juga menggunakan bobot. Bobot diperoleh dari rasio penerimaan komoditi tertentu terhadap penerimaan seluruh komoditi
yang diperjualbelikan di pasar.
Indeks harga tertimbang yang menggunakan komoditi tahun dasar sebagai timbangannya disebut Indeks Laspeyres. Rumusnya yaitu sebagai berikut.

IL             = indeks Laspeyres
= jumlah harga komoditi tahun ke-n
= jumlah harga komoditi tahun ke-0
Q             = jumlah barang tahun ke-0
Adapun indeks harga tertimbang yang menggunakan komoditi tahun berjalan disebut Indeks Pasche. Rumusnya yaitu sebagai berikut.
Rumus Indeks Pasche yaitu GNP atau PDB deflator, karena rumus
tersebut sama dengan:


b. Indeks Harga Biasa (Tak Tertimbang)
Metode ini menghitung besarnya kenaikkan harga dari suatu komoditi setiap periodenya berdasarkan harga nominalnya. Rumus untuk  menghitung indek harga biasa yaitu sebagai berikut.
Pn = harga komoditi sekarang
Po = harga komoditi yang lalu

LATIHAN BAB II
A.       Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

6 komentar:

  1. Haluu
    Inget jodoh cerminan diri
    Mending jgn ngarep punya pasangan begini dan begitu klo kita sndiri gamau mmperbaiki diri
    Yg bner tuh kita yg fokus mmperbaiki diri maka yg terbaik juga akan datang atas takdir allah

    BalasHapus
  2. 2021 ford escape titanium hybrid - TheTianiumArTS
    2021 ford escape tungsten titanium titanium hybrid. 2019-09-29 21:55 IST. titanium ring On a first glance, raft titanium it might appear used ford escape titanium as used ford edge titanium if it was just one of the first true gaming hardware

    BalasHapus